Selasa, 17 Desember 2013

Hijab atau Alien

Saat Hijab dibalut Fashion
Hijab, dalam tahun 2012 hingga kini menjadi hal yang tidak asing bagi masyarakat umum. Semua mengenal hijab sebagai pakaian yang digunakan oleh muslimah atau wanita yang beragama Islam.

Namun, Perjalanan hijab kini semakin memprihatinkan. Hijab dijadikan sebagai komoditi fashion yang justru sama saja menjauhkan wanita dari melaksanakan syariat.

Berbagai Show diadakan untuk memperkenalkan hijab sebagai gaya trend masa kini dengan berbagai bentuknya yang 'katanya' tidak ketinggalan zaman. Dengan tampilan yang lebih fresh dan mengagumkan, Fashion menjadi andalan bagi perancang busana untuk memodifikasi pakaian wanita yang selama ini 'buka-bukaan' dan kini menjadi 'tutup-tutupan ala alien'.

Hal ini tentu sangat bertentangan dengan perintah Allah untuk wanita. Pakaian wanita keluar rumah bukanlah pakaian popularitas, yang justru semakin mengumbar kecantikan fisik dan tabarruj (berlebih-lebihan).

Hijab adalah pembatas bagi wanita dari pandangan syahwat para lelaki, yang semakin mendekatkan dirinya kepada Allah.

Hijab itu sederhana, cukup Jilbab (Pakaian yang menutup seluruh tubuh) dan Khimar (Kerudung yang menutup hingga dada). Hanya itulah modal yang harus dimiliki muslimah.

Hijab itu mudah, gak pake mahal dan gak pake ribet. Bersegera berhijab, hijab yang syar'i. Yang diperintahkan Allah, bukan yang mengikuti fashion.

Hijab itu sederhana dan gak nakutin.

Dua Ribu Intelektual Dunia Hadiri Konferensi Islam di Jakarta

Ribuan Intelektual Mengikuti JICMI
Lebih dari dua ribu intelektual dari berbagai negara di dunia menghadiri Konferensi Peradaban Islam yang diselenggarakan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) di Jakarta selama dua hari.

"Beberapa ilmuwan internasional yang hadir dalam acara ini adalah dari Aljazair, Malaysia, Libanon, Amerika Serikat, Inggris, Jepang dan Australia, selain dari Indonesia sendiri," kata juru bicara HTI, Ismail Yusanto di Jakarta, Ahad (15/12).

Dia mengatakan dalam konferensi bernama 'Jakarta International Conference of Muslim Intellectuals' tersebut panitia telah menerima 140 makalah ilmiah yang dikelompokkan dalam tujuh topik utama. Topik tersebut adalah perubahan politik global dan dampaknya pada negeri Muslim, tantangan tata kelola pemerintahan, tantangan ekonomi, kesehatan dan ketahanan pangan, manajemen energi dan sumber daya alam, perempuan dan keluarga, serta pendidikan dan iptek.

Konferensi tersebut mengangkat tema 'The end of capitalism and the prospect of Islamic civilization under Khilafah' atau 'Akhir kapitalisme dan masa depan peradaban Islam di bahwa naungan Khilafah". "Pada diskusi hari pertama, kita sepakat bahwa persoalan pada semua bidang tersebut bukan soal teknis semata, tapi terkait satu sama lain dan berakar pada pemisahan agama dari kehidupan sosial, politik dan ekonomi," kata Ismail.

Menurut dia, para intelektual meyakini bahwa Islam dengan perangkat hukumnya yang dinamakan syariat, merupakan solusi terbaik bagi persoalan-persoalan tersebut. "Dengan demikian harus ada integrasi penerapan syariat Islam dalam sistem Khilafah Islam," kata Ismail.

Dia menegaskan Khilafah berikut syariat Islam adalah gagasan ilmiah dan rasional, bukan emosional dan bersifat historis semata seperti yang dianggap oleh sebagian masyarakat selama ini. "Selama ini syariah dan Khilafah tidak pernah digali dan dikaji secara ilmiah, termasuk di Indonesia sebagai negeri Muslim terbesar. Sistem Islam selalu diidentikkan dengan studi Timur Tengah, padahal tidak ada keterkaitan antara ke dua hal ini," ujar Ismail.

Dia menambahkan konferensi ini mengelaborasi lebih lanjut persoalan dunia, terutama yang terjadi di negeri-negeri Muslim dengan memformulasikan solusi yang berasal dari pemikiran Islam sebagai sistem kehidupan yang global. Beberapa kegiatan lanjutan dari konferensi ini antara lain penerbitan kompilasi jurnal digital dan buku, serta road showke perguruan-perguruan tinggi. (REPUBLIKA.CO.ID)

Minggu, 01 Desember 2013

Remaja Tolak Seks Bebas




Sahabatku, Tepat tanggal 01 Desember 2013, Dunia memperingati hari AIDS, sekaligus memperingatkan masalah penyakit yang hingga kini belum ada obatnya. Pastinya udah tau dong! Tapi, teman-teman tau gak, kalau Kementrian Indonesia punya program  yang dikasi nama “Pekan Kondom Nasional”. Apa yang ada dibenak kawan-kawan mendengarnya? Yup, kembali lagi, Kemenkes mengeluarkan gebrakan rusak yaitu pembagian kondom gratis. Seiring dengan hal ini juga, Kemenkes dan komplotannya membagikan kondom pada pekerja seks serta pelanggannya, kaum muda, gay dan waria. Weww… Kegiatan ini katanya akan berlangsung selama 7 hari dengan mengunjungi kampus serta tempat nongkrong dengan menggunakan bus. Plus lagi, kegiatan ini akan dihibur oleh Julia Perez dan artis lain. Wahaa… udah kebayang gak, melesetnya agenda tersebut.
Dengan mengusung tema “Protect yourself, Protect Your Partner"  yang artinya gak jauh-jauh nih hubungan seks bukan sama istri nggak masalah asal pake kondom . Astaghfirullah! Padahal nih ya, kondom tidak mampu menangkal penularan virus HIV/AIDS. Pada Konferensi AIDS se-Dunia di Chiangmai, Thailand tahun 1995, diumumkan hasil penelitian ilmiah, bahwa kondom tidak dapat mencegah penularan HIV/AIDS. Fakta lain lagi nih, Kondom juga tidak ampuh menangkal penyakit lainnya. Dr. Ricki Pollycove, pakar kesehatan dari California Pacific Medical Center San Francisco, mengatakan bahwa didapatkan sejumlah temuan, kondom tidak bisa mencegah penyakit herpes. Sejumlah orang tetap terinfeksi herpes meski mereka sudah menggunakan kondom dengan benar (sfgate.com, 21/1/2013). Yang jelas nih ya, kampanye kondom gratis ini malah menyuburkan tingkat seks bebas disemua kalangan.
Yang jelas nih, Program kondomisasi hakikatnya membebek pada pola Barat, seperti AS. Penangannya dengan formula ABC. Yaitu A (Abstinensia), tidak berhubungan seks sebelum menikah. B (Be faithful), hanya berhubungan seks dengan pasangannya saja. C (Condom), jika memang cara A dan B tidak bisa dipatuhi maka harus digunakan kondom. Wahh… bakal jadi bahaya besar jika tersebar di Indonesia, semakin merusak bangsa.

Tolak Seks Bebas, Tolak Kondomisasi
Jelas banget nih kawan, program ini akan menghancurkan generasi kita. Bayangkan, remaja akan berpikir, “Wah, aman donk kalo ngeseks bebas, kan ada kondom” wadoh, udah dosa gak ketulungan, melawan Allah lagi. Jangan ya boy, girl! Jangan sia-siakan hidup yang sementara ini untuk melakukan hal yang bodoh! Teman-teman kita udah banyak menjadi korban kebatilan sistem sekarang ini. Tahun 2008 saja Komisi Perlindungan Anak Indonesia sudah merilis data anak SMP 62.7% kehilangan keperawanan. (Tepok Jidad) Ya Allah, apa yang akan terjadi pada masa depan nanti?
Kawan-kawan seperjuangan, Islam hanya membenarkan hubungan seks dengan suami/isteri yang sah. Inilah perilaku seks yang aman. Perilaku seks yang aman adalah menjauhi seks bebas. Safe sex is no free sex. Mungkinkah akan berjangkit penyakit kelamin, kehamilan di luar nikah dan aborsi akibat hamil di luar nikah, bila zina tidak dibiarkan? Pastinya tidak.
Seandainya masyarakat hidup dalam tatanan sosial yang benar; pria dan wanita tidak bercampur dan tidak bergaul bebas, saling menghormati, free-sex dianggap sebagai penyakit sosial, niscaya masyarakat akan hidup tenang. Berbagai penyakit menular seksual juga tidak akan mewabah.
Namun bila tatanan sosial sudah rusak, dimana pria dan wanita dibiarkan bergaul bebas tanpa batas, perzinahan dianggap perkara lumrah, maka berbagai bencana penyakit akan melanda. Nabi saw. bersabda:
«…لَمْ تَظْهَرِ الْفَاحِشَةُ فِى قَوْمٍ قَطُّ حَتَّى يُعْلِنُوا بِهَا إِلاَّ فَشَا فِيهِمُ الطَّاعُونُ وَالأَوْجَاعُ الَّتِى لَمْ تَكُنْ مَضَتْ فِى أَسْلاَفِهِمُ…»
“…Tidaklah tampak perzinaan pada suatu kaum sehingga mereka berani terang-terangan melakukannya, melainkan akanmenyebar di tengah mereka penyakit tha’un dan penyakit-penyakit yang belum pernah menimpa umat-umat yang telah lalu…” (HR. Ibnu Majah, al-Hakim, al-Baihaqi)
Karena itu, seharusnya yang dilakukan adalah tindakan pencegahan (preventif) atas perilaku seks bebas dan tindakan kuratif untuk memberantas yang sudah ada. Karena seks bebas itulah akar masalah dari penyebaran berbagai penyakit kelamin. Semua itu hanya bisa dilakukan secara sistematis melalui penerapan sistem Islam dengan syariahnya.
Islam mewajibkan negara menanamkan keimanan dan membina ketakwaan dan rasa takut terhadap azab Allah dalam diri masyarakat. Kepada masyarakat harus ditanamkan kejinya perbuatan zina dan besarnya azab Allah kepada para pelakunya (QS al-Isra’ [17]: 32). Juga harus dipahamkan, zina dan seks bebas merusak tatanan masyarakat dan menghancurkan nilai-nilai keluarga.
Preventif dilakukan secara sistematis dan multi dimensi. Faktor ekonomi diselesaikan melalui Sitem Ekonomi Islam yang mendistribusikan kekayaan secara adil dan merata. Sistem pendidikan berbasis akidah Islamiyah membentuk pribadi Islami. Sistem pergaulan Islam menjauhkan faktor-faktor pemicu ke arah pergaulan bebas. Rasa keadilan terutama bagi korban kejahatan seksual dijamin melalui Sistem Uqubat Islam. Pintu pernikahan pun dipermudah termasuk bagi kaum muda. Pendek kata, penerapan sistem Islam akan sanggup meminimalkan seminimal mungkin faktor penyebab seks bebas.
Yup, Emang Cuma sistem Islam sajalah yang bisa menyelamatkan masyarakat dari seks bebas dan berbagai akibatnya diantaranya penyakit menular termasuk HIV/AIDS.

Peran Kita
Trus, apa peran kita sebagai pemuda menanggapi hal ini? Yuk, catet…
1.       Jauhi yang namanya pergaulan bebas. Pergaulan laki-laki dan perempuan ada batasnya ya teman-teman.
2.       Jaga pandangan! Berhati-hati dalam segala sikap dan perbuatan.
3.       Sadarkan teman-teman yang lain. Dakwah donk, biar keren!
4.       Tolak rame-rame Kampanye Sesat dari Nafisah Mboi ini. Soale, ini uda tahun ke-2 lho, bagi-bagi kondom gratisnya.. UapHaa??? Yuk, dalam BBMannya, FB, and Twittnya bahas #TolakFreeSeks and #TolakPekanKondomNasional. Kita tendang Nafisah Mboi dari kursi jabatannya. Ngawur sih!
5.       Ikutan Kajian Islam biar semakin smart dalam menghadapi problematika kekinian. ROHIS tuh, rohisss (Promosii) Penting lho


dawat. dari berbagai sumber