Jumat, 05 Februari 2016

Penggamang


Bagian 1
Siapalah yang rela dirinya memiliki sifat penggamang. Yang terus menjadi orang yang tidak mempunyai pegangan. Mudah terbawa arus, mudah terbawa angin. Dalam sekejap, ia yakin namun sedetik kemudian kembali gamang. Dialah si penggamang. Hidupnya terus menjadi follower. Sulit baginya menjadi pemimpin. Sebab ia mudah gamang atas apa yang telah ia pilih. Mudah terlepas dari prinsip, mudah melepaskan pegangan.
Kemana angin bertiup, disanalah debu menumpuk. Debu itu adalah si Penggamang yang hidupnya tak memiliki tujuan. Ia menumpuk bersama kawan temannya yang lain. Diantaranya, si pengingkar, si muka dua, juga si Pengecut dan Si Pemalas.
Bersama si Pengingkar, Penggamang mudah melepaskan janji. Bahkan janji pada diri sendiri. Ia mudah meninggalkan keyakinan sebelumnya serta sulit dipercaya. Bersama si Muka dua, Penggamang memiliki kepribadian ganda. Dengan mudah menjadi sosok yang baik, namun dapat berubah buruk dalam waktu yang tak terduga. Tergantung kondisi dan cuaca. Bersama si Pengecut, Si Penggamang sulit mengambil keputusan. Ia tak akan pernah mampu tampil didepan. Si penggamang terkadang bukan Si Bodoh. Namun, sering pura-pura bodoh. Ia tahu obat dari penyakitnya, namun karena ada si Pemalas di sisinya obat itu terbiar begitu saja dihadapannya. Tak mau mengambil resiko. Ia lebih memilih “jalan aman”. Penggamang memang tak akan mampu berdiri sendiri. Ia pasti akan berkelompok dengan temannya yang lain. Beronggok ditempat tertentu dan membuatnya terlihat hebat dan kuat. Nyatanya ia sangat rapuh. Si Penggamang adalah nyata, ada didalam kepribadian manusia lemah.