Rabu, 19 Juni 2013

Adian Husaini : Kemi Cinta Kebebasan Yang Tersesat (Sebuah Resensi)




          Bebas, satu kata yang sudah langsung diketahui maknanya. Bahasanya umum dan mudah dipahami. Bebas, satu kata yang bisa membuat manusia bahagia, namun, tak sedikit yang tertipu. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Bebas adalah lepas sama sekali (tidak terhubung, tidak terganggu, dsb) sehingga dapat bergerak, berbicara, berbuat dsb dengan leluasa. Bisa dikatakan bebas yang dimaksud disini adalah keinginan seseorang yang tidak terbelenggu atau tidak dibatasi dengan sesuatu apapun. Makna dari kebebasan inilah yang hendak dikupas oleh penulis novel fenomenal Kemi; Cinta Kebebasan Yang Tersesat.

            
      Berlatar belakang maraknya buku yang mengatas namakan kebebasan namun menepis sama sekali batasan-batasan yang harus dipatuhi, Adian Husaini berusaha mengemas karyanya untuk menjelaskan seperti apa sebenarnya bebas tanpa batas itu. Adian menunjukkan kepeduliannya terhadap dunia pendidikan Islam, khususnya pesantren yang secara terang-terangan di serbu oleh gelombang liberalisasi. (Husaini, 2011: 316).
            Penerimaan novel ini sangat bagus di tengah masyarakat. Terbukti dari respon pembaca lewat media sosial juga terlihat dari jumlah cetak ulang yang menembus empat kali cetak dalam waktu tujuh bulan (Husaini, 2011). 
          Saran bacaan buat teman-teman "Kemi; Cinta Kebebasan Yang Tersesat" udah ada edisi duanya.