
.jpg)
Berlatar belakang maraknya buku yang mengatas namakan kebebasan namun menepis sama sekali batasan-batasan yang harus dipatuhi, Adian Husaini berusaha mengemas karyanya untuk menjelaskan seperti apa sebenarnya bebas tanpa batas itu. Adian menunjukkan kepeduliannya terhadap dunia pendidikan Islam, khususnya pesantren yang secara terang-terangan di serbu oleh gelombang liberalisasi. (Husaini, 2011: 316).
Penerimaan novel
ini sangat bagus di tengah masyarakat. Terbukti dari respon pembaca lewat media
sosial juga terlihat dari jumlah cetak ulang yang menembus empat kali cetak
dalam waktu tujuh bulan (Husaini, 2011).
Saran bacaan buat teman-teman "Kemi; Cinta Kebebasan Yang Tersesat" udah ada edisi duanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar