Rabu, 22 April 2015

Panglima Perang Terbaik

1. Khalid Bin Walid Khalid ibn al-Walid (584 – 642)
Khalid bin Walid, adalah seorang panglima perang pada masa pemerintahan Khulafa ArRasyidin yang termahsyur dan ditakuti di medan perang serta dijuluki sebagai Saifullah Al-Maslul (pedang Allah yang terhunus). Dia adalah salah satu dari panglima-pangli­­ma perang penting yang tidak terkalahkan sepanjang kariernya.
2. Muhammad Al-Fatih ( Mehmed II )
Sultan Mehmed II atau juga dikenal sebagai Muhammad Al-Fatih juga dikenal sebagai el-Fatih, “Sang Penakluk”. Kejaya­­annya dalam menaklukkan Konstantinopel menyebabkan banyak kawan dan lawan kagum dengan kepimpinannya serta taktik & strategi peperangannya yang dikatakan mendahului pada zamannya dan juga kaedah pemilihan tenteranya. Ia merupakan anak didik Syekh Syamsuddin yang masih merupakan keturunan Abu Bakar As-Siddiq.
3. Salahuddin Ayyubi ( Saladin ) Salahuddin Ayyubi atau Saladin atau Salah ad-Din (1138 – 4 Mac 1193)
Adalah seorang jeneral dan pejuang muslim Kurdi dari Tikrit (daerah utara Iraq sekarang). Ia mendirikan Dinasti Ayyubiyyah di Mesir, Syria, sebahagian Yaman, Iraq, Mekah Hijaz dan Diyar Bakr. Salahuddin terkenal di dunia Muslim dan Kristen karena kepemimpinan, kekuatan tentera, dan sifatnya yang satria dan pengampun pada saat ia berperang melawan tentara salib. Sultan Salahuddin Al Ayyubi juga adalah seorang ulama. Ia memberikan catatan dan berbagai macam penjelasan dalam kitab hadits Abu Dawud.
4. Abu Ubaidah bin al-Jarrah
Abu Ubaidah bin al-Jarrah adalah Muhajirin dari kaum Quraisy Mekah yang termasuk antara yang paling awal memeluk agama Islam. Ia ikut berhijrah ke Habasyah (saat ini Ethiopia) dan kemudian, beliau berhijrah ke Madinah. Ia mengikuti setiap pertempuran dalam membela Islam. Setelah wafatnya Nabi Muhammad saw, beliau merupakan salah satu calon Khalifah bersama dengan Abu Bakar dan Umar bin Khattab. Setelah terpilihnya Abu Bakar sebagai Khalifah, beliau dilantik untuk menjadi panglima perang memimpin pasukan Muslim untuk berperang melawan kerajaan Rom. Beliau meninggal disebabkan oleh wabak penyakit.
5.Sa’ad bin Abi Waqqas
Sa`ad bin Abī Waqqās merupakan salah seorang yang awal masuk Islam dan salah satu sahabat penting Muhammad. Kepahlawanan Sa’ad bin Abi Waqqas tertulis saat memimpin pasukan Islam melawan tentara Persia di Qadissyah. Peperangan ini merupakan salah satu peperangan terbesar umat Islam.
6. Tariq Bin Ziyad
Tariq bin Ziyad, dikenal dalam sejarah Sepanyol sebagai legenda dengan sebutan Taric el Tuerto (Taric yang memiliki satu mata), adalah seorang jeneral dari dinasti Umayyah yang memimpin penaklukan muslim atas wilayah Al-Andalus (Spanyol, Portugal, Andorra, Gibraltar dan sekitarnya) pada tahun 711 M.
7. Syurahbil bin Hasanah (583-639)
Adalah sahabat Muhammad saw. Dia merupakan salah satu komander terbaik dalam pasukan Rasyidin, bertugas di bawah Khalifah Rasyidin Abu Bakar dan Umar bin Khattab. Dia merupakan salah satu komander lapangan utama selama penaklukan Muslim di Syria, bertugas sejak tahun 634 hingga kematiannya pada tahun 639 akibat wabak.
8. Abdullah bin Aamir
Abdullah bin Aamir adalah gabenor Busrha (647–656) dan merupakan jeneral tentera yang sangat berjaya pada masa pemerintahan Khalifah Rasyidin Othman bin Affan. Dia terkenal atas kehebatannya dalam pengurusan ketenteraan.
9. Amru Bin Ash
Pada awalnya beliau pernah mengambil bahagian dalam peperangan menentang Nabi Muhammad SAW dan kaum Muslim namun masuk Islam bersama Khalid bin Walid. Enam bulan setelah memeluk Islam, beliau bersama Rasulullah SAW menakluk Mekah dalam peristiwa Fathul Mekkah. Ia adalah panglima perang yang bijak dalam mengatur strategi perang.Beliau adalah panglima perang yang menaklukan Baitul Maqdis dan Mesir dari cengkaman Romawi. Ia kemudian dilantik sebagai gabenor Mesir oleh Umar bin Khattab, tetapi kemudian dipecat oleh Khalifah Usman bin Affan. Selanjutnya Muawiyah bin Abu Sufyan melantik kembali beliau menjadi gabenor Mesir. Panglima Amru mengerahkan tentera agar menjujung Al Quran dihujung tombak, ia menggunakan cara ini dalam pertempuran dengan Ali bin Abi Thalib agar Ali bin Abi Thalib menghentikan serangan. 

Unsur Instrinsik Novel "Silent Traveller"

Tugas Siswa SMPN 17 Mandau

Nama kelompok:
    1.Nurhasanah
    2.Trisnawati
    3.Eka theresia
    4.Theresia putri dayana

Judul novel                  : Silent Traveller
Pengarang                   : Ahmad Sufatur R.
Tahun penerbit            : Juli-2013
Tempat terbit               : Jl.Gunung sahari III/7,Jakarta-10610
Penerbit                       : Puspa populer,Grup puspa swara,Anggota IKAPI

UNSUR INTRINSIK NOVEL:
A.Penokohan
1.      Ardiansyah putra
·         Pemalas
“Seharusnya aku lulus sejak setahun lalu,tetapi terhambat karena belum rampung” gumamku
·         Penakut
“Ya,Tuhan! Apa yang terjadi dibus ini!” gumamku ketakutan
·         Perhatian dan Baik
 “Kamu baik-baik saja?”sapaku pelan”kita sudah aman sekarang”
2.      Fadhli harsa
·         Tegar
“Entahlah! Kita harus tetap tegar” ucap fadhli
·         Tidak terlalu peduli
 “Aku tidak peduli! Yang penting,kita harus keluar dari tempat ini!” seru fadhli
3.      Andriyani
·         Baik dan Perhatian
Gadis itu pun segera memberi pertolongan kepada istri tentara
·         Penakut   
            “A...a...aku ingin pulang!” ujar gadis itu terbata-bata
4.      Toni
·         Penolong
“Cepat masuk” seru toni sambil menembakkan pistolnya keudara    
·         Peduli dan Perhatian
 “Kita harus segera mencari makanan!” seru toni
5.      Sheila
·         Perhatian dan baik
 “Mau kemana,mas? Diluar berbahaya!” seru sheil,istri toni, dengan wajah cemas
6.      Gadis
·         jahat
 “karena aku juga memiliki dosa yang tidak dapat diampuni”  ujar ku     

B.Latar
1.Tempat
          - Didalam bus
            “Fadhli pun menggerakkan bus mundur secara perlahan
          - PLTG unit 9
            “Masih di PLTG unit 9,bu” jawabku tenang agar ibu tidak
              cemas                                         
          - Swalayan
            Keadaan swalayan itu tidak separah toko-toko yang lain
          - POM bensin
            Sesampainya disamping POM bensin, suara tembakan
            mengejutkan kami           


2.Waktu    
       - Pagi hari setelah seminggu kemudian
         “Kamu jadi berangkat?” ujar ayah lembut sambil duduk ditepi
          ranjang menungguku beranjak dari kasur
       - Masuk kemasa depan
         Namun,saat aku melihat tanggal di label kaleng bahan makanan
         Yang aku temukan,aku terkejut karena disitu tertulis tanggal
         Kadaluarsa adalah tahun 2025. Aku pun mencari koran dan
         Tanggalnya disana tertulis tahun 2018. Jatim news 21/12/2018.
         “Mungkin sekarang tahun 2020. Namun kita tidak akan bisa
         Merayakan tahun baru 2021!” jelas leleki itu dan tertawa

C. Alur            
Bab 1 : DATANG BERSAMA HUJAN
       Alur Maju mundur
         Namaku ardiansyah putra, mahasiswa jurusan ekonomi semester 12. Seharusnya aku lulus a1 tahun yang lalu tetapi terhambat karena skripsi yang belum rampung. Aku mau pergi ke surabaya tetapi ketika pada PLTG unit 9 bus yang aku tumpangi ban nya bocor dan aku menaiki bus silent traveller
   
2. Bab 2 : MENUJU ALAM LAIN
    Alur maju
      Dari kaca depan bus, aku melihat bus yg tadi aku tumpangi masih    mengganti ban. Tiba tiba ponselku berdering. Seperti biasa,
ibuku yang menelepon. Hujan makin deras dengan mendung tebal   
yang membuat suasana semakin gelap. Tak beberapa lama
terdengar benturan keras yang membuat bus berguncang. Tiba
tiba terdengar ledakan listrik tepat didepan bus. Tak lama   
kemudian, badan bus terguncang hebat hingga aku tak sadarkan
diri. Ketika tersadar dari pingsan, aku tidak mengenali lagi bus  yang aku tumpangi. Aku berbaring, berusaha mengumpulkan  kesadaran dan tenaga. Untuk beberapa saat, aku teringat ibuku.
Wajah cemasnya menatap kepergianku sepertinya menjadi
sebuah pertanda.
3. Bab 3 : BUS TRAVELLER
     Alur maju
       Tiba tiba, serbuhan lemparan batu memecahkan kaca jendela belakang bus. Makhluk kegelapan itu berusaha menerobos
kedalam bus. Sitentara mengeluarkan pistol dan menembakkan  kearah makhluk itu.  Aku memperhatikan keadaan diluar. Seperti kota mati dan tidak ada petunjuk, pikirku.

4, Bab 4 : TEMPAT BERLINDUNG
     Alur maju
        Bus hanya berputar putar tanpa hasil. “tadi  aku melihat gudang yang cukup besar! Kau harus mundur sekarang!” seru toni. Aku pun membuka pintu bus dan menjaga supaya makhluk kegelapan tidak masuk kedalam bus. Akhirnya mereka dapat keluar dari gudang itu dari pintu belakang.

5. Bab 5 : BUKA 24 JAM
    Alur maju
      Lima belas menit kami sudah menyusurikota mati tanpa hasil apapun. Sesekali aku menyalakan ponsel dan mengarahkan cahanya kegelapan jalan dibelakangku. Setelah melewati blok pertokoan, toni berhenti dan memberi tanda. Disana ada swalayan dan tertulis buka 24 jam. Toni bersiaga dengan pistolnya ketika melangkah mendekati swalayan dan mereka masuk. Ketika aku menoleh kesamping rak tiba tiba makhluk itu datang. Akupun hanya pasra dan yakin kalau ajalku akan segera tiba.

6. Bab 6 : PENUNJUK ARAH
    Alur maju
      Setelah berusaha untuk melarikan diri aku mulai berani menjulurkan kaki secara perlahan. Aku juga memejam kan mata dan beristirahat. Aku pun tertidur puas. Setelah terbangun aku pun memberanikan diri keluar dari kardus dan menerobos. Saat hendak melangkah, kakiku tersandung sebuah benda yang tertimpa rak dan melihat mayat yang memakai seragam dan sepatu bot tentara.

7. Bab 7 : PENGHUNI LAIN
    Alur maju
      Setelah beberapa lama, aku baru berani keluar dari persembunyian ketika cahaya putih itu bergerak menjauh dan menghilang dikegelapan. Setelah aku bertemu dengan seorang lelaki akhirnya toni datang menyelamatkan aku

8. Bab 8 : STRATEGI SANG TENTARA
     Alur maju
        Setelah kami keluar dari swalayan, kami mencari kendaraan tetapi belum satupun kendaraan yang dapat digunakan. Setelah mencari informasi dari sang tentara kami melanjutkan perjalanan.

9. Bab 9 :MARKAS RAHASIA
     Alur maju
       Kami pun masuk kedalam pos. Tiba tiba ledakan granat membuat dinding bergetar. Ketika aku hendak melihat apa yang terjadi aku jatuh pingsan. Tidak ada lagi pertanyaan yang dilontarkan. Namun, dikepala kami masih dipenuhi tanda tanya besar tentang misteri ini.

10. Bab 10 : BENSIN MERAH
      Alur maju
     Persediaan bensin menipis. Kami pun mencari tempat POM bensin. Setelah mendapat bensin dan berhasil lari, tiba tiba terdengar rintih sheila, istri toni, mengerang kesakitan

11. Bab 11 : JALUR MAUT
     Alur maju
       Toni duduk di samping istrinya yang sedang kesakitan. Mereka terus mencari ruang rumah sakit tetapi tidak ketemu, setelah beberapa lama akhirnya mereka menemukan rumah sakit dan segera menurunkan toni dan istrinya keluar dari bus.

12. Bab 12 :SEORANG PENUMPANG LAGI
      Alur maju
         Setelah keluar dari bus mereka segera menuju rumah sakit dan membaringkan istri toni, makhluk kegelapan terus saja mengejar kami. Setelah istri toni melahirkan mereka segera menuju bus untuk melanjutkan perjalanan dan mencari jalan keluar

13. Bab 13 : LULLABY
      Alur mundur
         Setelah melanjutkan perjalanan, tiba tiba aku melihat gadis itu. Gadis itu berkata bahwa kami ada di sini karena mempunyai dosa. “Satu satunya jalan keluar dari tempat ini adalah membuat tubuh kalian menjadi energi listrik sepertiku,” tegas gadis itu.sekejap mata, terjadilah tabrakan yang belum pernah aku bayangkan. Kemudian setelah aku terbangun akhirnya kami sudah kembali kemasa ketika kami berangkat.
     

    


          
                                                       

Unsur Instrinsik Novel Rumah Cahaya

Tugas Siswa
SMPN 17 Mandau
1. Monika Oktavia 
2. Melyana Sari
3. Putri Rahayu Winata
4. Sri Dita
Identitas Novel :

A. Judul                                                            :  Rumah Cahaya
B. Pengarang                                                    :  Leyla Imtichanah
C. Terbit Tahun                                                :  Januari 2005
D.Tempat Terbit                                               : Jl. Waru 20B Rawamangun, Jakarta Timur 13220
E. Penerbit                                                        :  Zikrul        


Unsur Instrinsik Novel :

A.       Penokohan

Ina :
§  Pemarah: ”Sopran!!!teriak ina di telepon.”
§  Suka Memperintah: ”Itu bukan kerjaan kamu!kerjaan kamu disini!mijitin saya!”
§  Tidak Memiliki Sopan Santun: ”Apa hak kamu nanya-nanya?!”
§  Suka Berteriak: ”Kamu tadi bangunin Ina,nggak?!” (Teriak ina).
§  Cuek: ”tapi nggak tau deh!”
§  Suka mengeluh: ”ih! kok Farida betah ya,tinggal disini?!”
§  Tidak memilih-milih teman: ”gue sih berteman ama siapa aja,”
§  Suka bersedekah: ”ia tak tahu Ina menyelipkan beberapa lembar uang kedalam kantong jubahnya.”
§  Suka ngomel-ngomel: ”Sopran!shalatnya lama banget, sih?!”
§  Pemalas: ”males! capek! lagian sama mama gak dibolehin.”
§  Rajin beribadah: ”Ina melirik jam dinding.sudah jam 2. oh ya! Ia belum shalat zhuhur, segera ia melangkahkan kaki menuju kamar mandi,mengambil air wudhu, lalu shalat.”
§  Usil: ”wah,ina!lagi bete masih sempat ngerjainorang juga!”
§  Tak peduli: ”ina tak perduli,sudah biasa yang penting kedua orang tuanya tidak bercerai titik.”
§  Penyebal: ”mau lu apa sih?!”
§  Perhatian: ”gimana keadaan lu.”
§  Judes: ”lu kenapa sih,na?kok lu masih judes.”
§  Jujur: ”tapi akhirnya tidak,ia harus jujur.”
§  Manja: ”kemana si anak manja itu.”
§  Nggak mau kalah: ”tapi kan kak Ina bantuin juga”
§  Keras kepala: ”bu aminah geleng-geleng kepala menyadari ke keras kepalaan Ina.”
§  Egois: ”egonya sebagai anak orang kaya yang harus dihormati muncul.”
§  Ikhlas: ”nggak,saya ikhlas.”
§  Baik: “terima kasih ya kak,kakak baik sekali”
§  Angkuh: ”kamu kenal kan?katanya angkuh”
§  Hebat: ”wahh...,ka Ina hebat.”
§  Semangat: ”ayo kita kesana!!”
§  Tulus: ”maafin Ina. Ina udah nyusahin mama dan papa”
§  Pelupa: ”eh kak Ina! kan makanannya belum selesai.”

Supranti :
·         Pemarah: ”Supranti istiqhfar”
·         Selalu bersyukur dan rajin shalat: ”Alhamdulillah, ”ucap supranti penuh syukur pada rakaat terakhir shalatnya.”
·         Selalu mengajarkan Ina untuk beribadah dan menasehatinnya: ”eh non, kok konser dibela-belain  dibanding shalat? coba,yang ikut konser musik kemarin tiba-tiba mati. mereka masih muda, kan? Masih seperti Non ina. Mati gak lihat umur, Non!Makanya, selagi masih ada umur, pergunakan dengan sebaik-baiknya lah!”

Hasnah :
    Suka menyapa dan tidak sombong: ”Assalamualaikum, Na.”
    Bijaksana: ”Masih banyak hal aneh disekitar kita,Na. Sebenarnya itu bukan hal aneh.Tapi itu lah realitas kehidupan.”
    Tau terimakasih,karna ina sudah menolongnya: ”Ina, sekali lagi makasih lho, udah mau nganterin kami kerumah farida.”
    Baik: ”Semoga kamu selamat sampai tujuan. sabar dan istiqamah selalu,”

Jonathan :
ü  Angkuh: ”Elo yang namanya Raina Darmawan?!”
ü  Sombong: ”Ina, nggak ada seorang cewek pun yang pernah ngacuhin gue!”
ü  Perhatian: ”Kasihan lola”
ü  Gak sabaran: ”Ia tak sabar menunggu hari esok”
ü  Peduli: ”Ya...gue peduli”
ü  Pengganggu:”Elu,tuh!Ngapain sih ganggu gue mulu?!,kata ina”
ü  Kepedean: ”Jawab jonathan dengan percaya diri.”
ü  Romantis: ”Nih cowok ternyata romantis juga yah?!,Ina berkata dalam hatinya”

Lia :
v  Baik: ”Sabar,ya,Da.Allah selalu menolongmu,”
v  Suka bercanda: ”Kalau jalan ini dilewati sama presiden,pasti bagus!canda Lia.Semuanya tertawa mendengarnya.”

Farida
Ø  Baik dan suka menolong teman-temannya: ”Nggak apa-apa! Selama ini,farida juga udah bantu gue kalau ada pelajaran yang susah”
Ø  Pintar dan berprestasi: ”Farida siswa yang berprestasi disekolah ini. Mana mungkin dia diskors?!”
Ø  Bersyukur atas apa yang telah ia miliki: ”Yah,beginilah keadaan rumah ku.”Farida tersenyum tak tampak kesedihan dimatanya.Baginya,semua nikmat Allah patut disyukuri.”

Nyonya darmawan
§  Penyayang:”Jangan begitu dong, sayang. ini semua kan demi kamu.”
§  Peduli dengan ina: ”Aduh sayang, pokoknya jangan sampai deh kamu kena narkoba, jangan sampai kamu ngecewainn kami, ya?”
§  Tidak bertanggung jawab: ”Kamu itu ibu yang tidak bertanggung jawab,”kata tuan darmawan


Tuan Darmawan
·         Bekerja keras demi anaknya: ”Iya, Na.kami sudah bekerja keras untuk kamu.jangan sampai kamu mengecewakan kami!”

C. Alur

Bab 1
                                                                   Alur Maju


“Ada seorang anak perempuan yang bernama Raina Darmawan, ia tinggal bersama kedua orang tuanya, beberapa pembantu rumah tangga, supir dan penjaga rumah. Ia jarang mendapatkan kasih sayang dari orang tua nya, karna kedua orang tua nya hanya sibuk bekerja. Kalau orang tuanya sedang bekerja ina hanya berdua dirumah dengan seorang pembantu yang bernama Supranti yang biasanya ina memanggilnya dengan panggilan “Sopran”. Kegiatan seorang gadis yang baru saja kelas 1 smu ini hanya makan, tidur, nonton konser di tv dan sekolah. Gadis ini jarang sekali melaksanakan shalat.”

  

Bab 2
Alur Maju

“Ina sekolah di Smu 1 Jakarta, yang setiap harinya ia diantar oleh seorang supir yang bernama Pak Slamet. Saat ina sampai disekolah,ia langsung jalan menuju kelas tercintanya, yaitu kelas  2.3.Kelas 2.3 adalah kelas yang paling tenang karena letaknya terpencil, paling pojok, dan dekat dengan mushala. Sesampainya di kelas ina bertemu dengan Hasna, hasna minta tolong kepada ina agar ia mau mengantarkannya kerumah farida. Farida diskors karna sudah lebih dari 3 bulan farida tidak membayar spp sekolah,karna itu farida keluar dari sekolah dan ia akan pindah ke kampungnya di Yogyakarta. Maka dari itu hasna, lia dan ulfa ingin kerumah farida untuk jumpa terakhir kalinya. Ina memperboleh kan hasna menggunakan mobil nya untuk pergi kerumah farida yang  mereka juga belum tau rumah farida dimana, dan apabila mereka menggunakan kendaraan umum tentunya mereka akan kelamaan sampai dirumah farida. Selama di perjalanan,ina selalu mengeluh karna jalan menuju  rumah farida jelek sekali.berlubang disana sini. Belum lagi kemarin hujan. Jadilah jalan itu tergenang air kotor dimana-mana. saat sampainya dirumah farida ina terkejut melihat keadaan rumah itu. Karna rumah setengah jadi itu rasanya tak pantas berada di ibukota jakarta ini. Ina masih tak habis pikir, kamar mandi rumahnya saja masih lebih bagus dari pada rumah ini. Setelah mereka sampai dirumah farida  keluar seorang  gadis berjilbab coklat tua keluar menghampiri. Keempat gadis itu pun masuk kedalam rumah farida yang kecil. Ina agak ragu-ragu duduk disofa.Memang sofa,sih,dulu waktu masih baru. Sekarang sofa itu sudah terbuka kulitnya sehingga kayunya terlihat. ditambah lagi binatang - binatang kecil seperti kutu berjalan jalan menjijikkan diatasnya. Hasna memberikan amplop berisi uang kepada Farida”. kedua mata Farida berkaca kaca. sungguh ia sangat beruntung di anugrahi seperti teman - temannya. Ina yang melihat adegan itu terkesima. betapa persahabatan yang dijalani mereka bukan sekedar persahabatan.Ina memeluk Farida dan menyelipkan beberapa lembar uang kedalam kantong jubahnya. Keempat gadis itu pun meninggalkan Farida yang tersenyum bahagia.ah,indahnya ukhuwah. setelah semua temannya pergi, ia memasukkan amplop putih pemberian hasnah ke kantongnya.alangkah terkejutnya ia merasakan didalam kantongnya ada sesuatu. Kemudian ia teriak ternyata ada uang tiga ratus ribu di jubahnya.”

  

Bab 3
                                                                   Alur maju                   

“Ina menghela napas lega sambil melihat papan nama yang terpancang di depan bangunan yang tak seberapa besar itu. PANTI ASUHAN AN-NUR. RUMAH CAHAYA. Sepanjang jalan, Ina memikirkan pertemuannya hari ini dengan anak-anak panti asuhan. Ia telah mendengar semua cerita yang membuatnya terenyuh. Dipikirnya, dulu ia adalah orang yang paling menderita karena mempunyai orang tua yang cueknya minta ampun. Tapi, ternyata banyak yang lebih menderita darinya. Fahmi ditinggalkan orang tuanya di pintu panti, kedua orang tua Nurul bercerai dan masing-masing telah  mempunyai keluarga tanpa memedulikannya, ibu Vita meninggal dan ayahnya dipenjara karena membunuh ibunya, Ahmad diusir orang tuanya. Lalu Umar, Usman dan masih banyak lagi. Kehidupan mereka benar-benar tragis. Patutnya Ina bersyukur karena kedua orang tuanya masih lengkap.”


Bab 4
Alur Maju

“Sedan yang dikendarai Pak Slamet membawa Ina menuju sekolahnya tercinta. Selama perjalanan, pandangan Ina menerawang. Ia jadi ingat anak-anak di Rumah Cahaya. Sebenarnya, keadaannya tak jauh beda dengan mereka. Ia sendiri sepertinya tak punya orang tua, mereka memang ada tapi tak tampak. Entah sudah berapa hari ia tak bertemu Tuan dan Nyonya Darmawan itu. Tak berapa lama, gadis berambut cepak itu pun melangkahkan kakinya di koridor sekolah yang telah ramai oleh para siswa. Hari ini hari senin. Ada upacara bendera. Beberapa anak tampak telah siap di lapangan upacara. Ina melangkahkan kakinya dengan malas. Setelah itu Hasna mengucapkan salam dan menggema ke seluruh kelas. Lalu Hasna memberitahukan berita sedih kepada teman-temannya bahwa Lola masuk rumah sakit, kemudian teman-temannya menjeguknya. Bau obat menyeruak masuk kedalam rongga hidung Ina tatkala ia memasuki rumah sakit ketergantungan obat ini. Tak berapa lama, rombongan yang berjumlah tujuh orang itu pun telah sampai dikamar Lola. Hasna segera menggenggam tangannya erat. Lola masuk ke rumah sakit karena overdosis, ia terjangkit narkoba. Lola melakukan ini hanya untuk memberi tahu ke orang tuanya. Selama ini mereka acuh kepadanya, sampai sekarang mereka belum tahu kalau lola dirumah sakit, karena mereka hanya sibuk mengurus perceraian mereka.Ina menjatuhkan tubuhnya di kasur. Kepalanya pusing. Ia terus mengingat kejadian yang menimpa Lola. Kasihan Lola. Orangtuanya bercerai. Seharusnya para oranguanya datang berkunjung ke Rumah Cahaya, biar mereka tahu bagaimana kondisi anak - anak yang tak mempunyai orang tua.”



Bab 5
Alur Maju

            “ Ina mengucek matanya. Sehabis membanting jam wekernya yang berdering nyaring tepat jam 6 tadi pagi, ia tidur lagi dan bangun jam setengah 7. Ina terburu-buru menuju kamar mandi. Mandi, berpakaian dan berangkat kesekolah dengan cepat. Ia hanya mendengar suara supranti dari dapur.
            Ina menghela napas lega karna, ternyata ia tidak terlambat. Ina melihat bangku tempat lola biasanya duduk di kelas 2.3 ini masih kosong, lola mungkin masih terbaring dirumah sakit.
            Bayangan lola masih saja menghantui ina. Entah kenapa ina takut sekali kalau tiba-tiba orang tuanya memutuskan untuk bercerai. Ia tidak mau bernasib seperti lola.
            Ini hari yang muram buat ina, karna kejadian tadi malam membuatnya terus termenung. Supranti pun tidak diperbolehkan masuk ke kamarnya. Supranti tahu mengapa ina mengurung dirinya dikamar, karna ia sempat mendengar pertengkaran tuan dan nyonya Darmawan tadi malam.
            Ina menelungkupkan wajahnya, dan ia menangis lagi. Tapi untungnya ia menemukan tempat yang pas sebagai tempatnya menangis tanpa harus diketahui oleh orang-orang (mushalla).”


Bab 6
Alur Maju
                                                              
            “Keputusan ina sudah bulat, rencana yang telah dipikirkannya selama 3 hari ini harus tetap ia lakukan. Dan hari ini adalah hari yang tepat, karena Supranti sedang sibuk didapur, mak Sarti sedang pulang kekampungnya. Mama dan papanya seperti biasa pergi entah kemana, pasti mereka tidak ada yang tahu kalau Raina Darmawan pergi dari rumah ini.
            Ina menghapus keringatnya, akhirnya ia sampai juga dirumah Cahaya setelah tersasar 3 kali, karena kemarin ia kerumah Cahaya dengan pak Slamet.”



Bab 7
Alur Maju

“Rumah mewah gempar, para pembantu belarian tak karuan karna anak majikan mereka Raina Darmawan pergi dari rumah.
Pagi pertama di Rumah Cahaya, bu Aminah dan beberapa anak lainnya menyiapkan sarapan.”




Bab 8
Alur Maju

“Ina tertunduk mendengarkan terjemahan surat yang dibaca oleh Nurul. Itulah peringatan Allah untuk orang-orang yang hanya mengejar dunia hingga melupakan akhirat. Mereka sibuk mengumpulkan harta. Mereka lupa pada Allah dan orang-orang disekitarnya yang juga berhak akan harta itu.”


Bab 9
Alur Maju

            “Sejak kepergian ina, Tuan dan Nyonya Dermawan praktis mengabaikan urusan pekerjaan mereka. Perhatian mereka ditujukan hanya untuk mencari Ina ke tempat biasanya ia pergi, atau menelepon teman-teman Ina.
            Ina termenung dalam kesendiriannya. Semua penghuni patri telah memejamkan mata, kecuali dia. Tiba-tiba saja ia merasa kangen dengan rumah. Ina terpejam, Hening, Damai. Setetes air menjatuhi pipinya.”





Bab 10
Alur Maju


“Pencarian Ina belum berakhir, bukan orang tua Ina dan polisi saja yang mencarinya, tapi Jonathan dan Boni juga ikut serta dalam pencarian Ina.
Semua anak di panti asuhan telah siap didepan pintu, mereka telah rapi dengan dandanannya masing-masing. Dan hanya satu orang lagi yang belum selesai yaitu Ina. Rombongan penghuni panti telah sampai di mall yang dituju.”


Bab 11
Alur Maju

“Hari ini buk Aminah ingat kalau anak-anak yang ada dipanti asuhannya bukanlah anak-anak yang hanya menumpang makan dan tidur saja,tetapi anak-anak itu adalah anak-anak yang diberikan oleh Allah sebagai pengganti dari anak yang tidak bisa didapatkan oleh buk Aminah dari rahimnya sendiri.
Malam ini begitu hening,tinggal ina saja yang belum memejamkan matanya karna ia selalu ingat kata-kata yang diucapkan oleh buk Aminah.”



 Bab 12
Alur Maju

“Malam ini, tahajud Ina panjang. Sudah seminggu ini ia mengikuti shalat malam bersama penghuni panti. Sebelumnya, ia terpaksa melakukannya. Tapi sekarang hatinya telah terkumpul penuh untuk menghadap tuhannya. Berkeluh kesah dan menangis meminta maaf.”

Bab 13
Alur Maju

            “Jonathan pun tiba dirumah. Mama Jonathan melotot begitu melihat anak semata wayangnya muncul didepan pintu. Jonathan tertunduk dikiranya sang mama akan menyambut kepulangannya dengan gembira tetapi sebaliknya.
            Jonathan pun dituduh yang tidak-tidak oleh mamanya. Jonathan menceritakan kenapa ia tidak pulang semalaman, dan mama Jonathan terkesima, tak menyangka anaknya punya perhatian besar terhadap penderitaan orang lain.
            Ibu Aminah menjelaskan kepada Ina dan menasehatinya. Jonathan pergi kerumah mama Ina. Satpam rumah membukakan pintu buat Jonathan, setelah Jonathan bilang bahwa ia anak teman Nyonya Dermawan.
            Jonathan pun menceritakan keberadaan Ina dan membawa Nyonya Dermawan menemui Ina. Ina pun bertemu dengan orang tuanya.”

Bab 14
Alur Maju

“Ina kembali ke sekolah. Semua temannya menyambut gembira. Yang paling gembira tentu saja Jonathan. Begitu Ina masuk kelas, ia langsung menghampiri gadis imut itu. Wajahnya yang semula cerah, berubah heran.
Ina tersenyum. Ia melupaan satu hal, Jonathan dipojok kelas merasa tersisih. Setelah bel berbunyi, semua anak disuruh berbaris di lapangan untuk mendengar cerita Ina selama dua minggu ini. Dan cerita Ina membuat sebagian besar siswa dan guru-guru meneteskan air mata. Cerita Ina sudah selesai dan semua siswa kembali ke kelas.”




B. Latar

Bab 1
Tempat
·         Kamar tidur: ”Ia bergegas menuju kamar atas tempat Ina beristirahat,”
Waktu
·         Hari minggu: ”Ini kan hari minggu”

Bab 2
Tempat
·         Sekolah dikelasnya Ina: ”Ina melenggang santai menuju kelas tercintanya”

Bab 3
Tempat
·         Dipanti asuhan (rumah cahaya): ”Ina menghela napas lega sambil melihat papan nama yang terpancang didepan bangunan yang tak seberapa besar itu”
Waktu
·         Hari minggu: ”Ini hari minggu,hari libur”

Bab 4
    Tempat
·         Dirumah: ”Agaknya hari ini ia malas melangkahkan kaki kesekolah”
  Waktu
·         Pagi hari: “Pagi-pagi begini masih ngantuk”


                               Bab 5
 Tempat
·         Kamar mandi: ”Ina terbirit birit menuju kamar mandi”
 Waktu
·         Pagi hari: ”Sehabis membanting jam wekernya yang berdering nyaring tepat jam enam pagi tadi”

Bab 6
Tempat
·         Rumah gedong: ”Pasti tidak ada yang tahu kalau Raina dermawan menghilang dari rumah gedong ini”
Waktu
·         Pagi hari: ”Supranti yang ada didapur pada pagi hari itu”

Bab 7
Tempat
·         Rumah megah: ”Rumah megah itu gempar”
Waktu
·          “Jam 10 malam:”Ini sudah jam 10 malam”


Bab 8
Tempat
·       Panti: ”Anak-anak panti baru saja pulang dari sekolah”
Waktu
·       Siang: ”Ina udah masakin makan siang buat kalian”




Bab 9
Tempat
·       Kamar Vita: ”Suara Ina mencuci baju terdengar dari kamar Vita”
Waktu
·       Malam hari: ”Siapa sih malam-malam gini nyuci baju”

Bab 10
Tempat
·       Panti asuhan: ”Rapat penting penghuni panti”
Waktu
·       Hari minggu: ”Inikan hari minggu”

Bab 11
Tempat
·       Rumah cahaya: ”Buk aminah terlihat sangat terkejut melihat rumah cahaya lebih bersih dari biasanya”
Waktu
·       Malam hari: ”malam ini juga.”

Bab 12
Tempat
·       Kamar tidur: ”Vita kembali ke kamar tidur”

Waktu
·       Malam: ”Jangan banyak tertawa,apalagi sekarang sudah malam”



Bab 13
Tempat
·       Pintu kamar Ina: ”Bu Aminah mengetuk pintu kamar Ina”
Waktu
·       Pagi: ”Jonathan menjalankan mobilnya dengan pelan.karena udara pagi ini rasanya sangat sayang diwarnai asap mobilnya yang ngebut”

Bab 14
Tempat
·       Sekolah: ”Ina kembali ke sekolah”
Waktu
·       Pagi: ”Pagi Ina...”