Tugas Siswa
SMPN 17 Mandau
1. Monika Oktavia
2. Melyana Sari
3. Putri Rahayu Winata
4. Sri Dita
Identitas Novel :
A.
Judul : Rumah
Cahaya
B.
Pengarang : Leyla
Imtichanah
C.
Terbit Tahun : Januari
2005
D.Tempat Terbit :
Jl. Waru 20B Rawamangun, Jakarta Timur
13220
E. Penerbit : Zikrul
Unsur Instrinsik Novel :
A.
Penokohan
Ina :
§ Pemarah: ”Sopran!!!teriak ina di telepon.”
§ Suka
Memperintah: ”Itu
bukan kerjaan kamu!kerjaan kamu disini!mijitin saya!”
§ Tidak
Memiliki Sopan Santun: ”Apa
hak kamu nanya-nanya?!”
§ Suka
Berteriak: ”Kamu tadi
bangunin Ina,nggak?!” (Teriak ina).
§ Cuek: ”tapi nggak tau deh!”
§ Suka
mengeluh: ”ih! kok Farida
betah ya,tinggal disini?!”
§ Tidak
memilih-milih teman: ”gue
sih berteman ama siapa aja,”
§ Suka
bersedekah: ”ia tak tahu Ina
menyelipkan beberapa lembar uang kedalam kantong jubahnya.”
§ Suka
ngomel-ngomel:
”Sopran!shalatnya lama banget, sih?!”
§ Pemalas: ”males! capek! lagian sama mama gak
dibolehin.”
§ Rajin
beribadah: ”Ina melirik jam
dinding.sudah jam 2. oh ya! Ia belum shalat zhuhur, segera ia melangkahkan kaki
menuju kamar mandi,mengambil air wudhu, lalu shalat.”
§ Usil: ”wah,ina!lagi bete masih sempat
ngerjainorang juga!”
§ Tak
peduli: ”ina tak
perduli,sudah biasa yang penting kedua orang tuanya tidak bercerai titik.”
§ Penyebal: ”mau lu apa sih?!”
§ Perhatian: ”gimana keadaan lu.”
§ Judes: ”lu kenapa sih,na?kok lu masih judes.”
§ Jujur: ”tapi akhirnya tidak,ia harus jujur.”
§ Manja: ”kemana si anak manja itu.”
§ Nggak
mau kalah: ”tapi kan kak Ina
bantuin juga”
§ Keras
kepala: ”bu aminah
geleng-geleng kepala menyadari ke keras kepalaan Ina.”
§ Egois: ”egonya sebagai anak orang kaya yang harus
dihormati muncul.”
§ Ikhlas: ”nggak,saya ikhlas.”
§ Baik: “terima kasih ya kak,kakak baik sekali”
§ Angkuh: ”kamu kenal kan?katanya angkuh”
§ Hebat: ”wahh...,ka Ina hebat.”
§ Semangat: ”ayo kita kesana!!”
§ Tulus: ”maafin Ina. Ina udah nyusahin mama dan
papa”
§ Pelupa: ”eh kak Ina! kan makanannya belum selesai.”
Supranti
:
·
Pemarah: ”Supranti istiqhfar”
·
Selalu bersyukur dan rajin shalat: ”Alhamdulillah, ”ucap supranti penuh syukur
pada rakaat terakhir shalatnya.”
·
Selalu mengajarkan Ina untuk beribadah dan
menasehatinnya: ”eh
non, kok konser dibela-belain dibanding
shalat? coba,yang ikut konser musik kemarin tiba-tiba mati. mereka masih muda,
kan? Masih seperti Non ina. Mati gak lihat umur, Non!Makanya, selagi masih ada
umur, pergunakan dengan sebaik-baiknya lah!”
Hasnah
:
∞ Suka
menyapa dan tidak sombong:
”Assalamualaikum, Na.”
∞ Bijaksana: ”Masih banyak hal aneh disekitar kita,Na.
Sebenarnya itu bukan hal aneh.Tapi itu lah realitas kehidupan.”
∞ Tau
terimakasih,karna ina sudah menolongnya: ”Ina, sekali lagi makasih lho, udah mau nganterin kami kerumah
farida.”
∞ Baik: ”Semoga kamu selamat sampai tujuan. sabar
dan istiqamah selalu,”
Jonathan
:
ü Angkuh: ”Elo yang namanya Raina Darmawan?!”
ü Sombong: ”Ina, nggak ada seorang cewek pun yang
pernah ngacuhin gue!”
ü Perhatian: ”Kasihan lola”
ü Gak
sabaran: ”Ia tak sabar
menunggu hari esok”
ü Peduli: ”Ya...gue peduli”
ü Pengganggu:”Elu,tuh!Ngapain sih ganggu gue mulu?!,kata
ina”
ü Kepedean: ”Jawab jonathan dengan percaya diri.”
ü Romantis: ”Nih cowok ternyata romantis juga yah?!,Ina
berkata dalam hatinya”
Lia
:
v Baik: ”Sabar,ya,Da.Allah selalu menolongmu,”
v Suka
bercanda: ”Kalau jalan ini
dilewati sama presiden,pasti bagus!canda Lia.Semuanya tertawa mendengarnya.”
Farida
Ø Baik
dan suka menolong teman-temannya: ”Nggak apa-apa! Selama ini,farida juga udah bantu gue kalau ada
pelajaran yang susah”
Ø Pintar
dan berprestasi:
”Farida siswa yang berprestasi disekolah ini. Mana mungkin dia diskors?!”
Ø Bersyukur
atas apa yang telah ia miliki: ”Yah,beginilah keadaan rumah ku.”Farida tersenyum tak tampak kesedihan
dimatanya.Baginya,semua nikmat Allah patut disyukuri.”
Nyonya darmawan
§ Penyayang:”Jangan begitu dong, sayang. ini semua kan
demi kamu.”
§ Peduli
dengan ina: ”Aduh sayang,
pokoknya jangan sampai deh kamu kena narkoba, jangan sampai kamu ngecewainn
kami, ya?”
§ Tidak
bertanggung jawab: ”Kamu
itu ibu yang tidak bertanggung jawab,”kata tuan darmawan
Tuan Darmawan
·
Bekerja keras demi anaknya: ”Iya, Na.kami sudah bekerja keras untuk
kamu.jangan sampai kamu mengecewakan kami!”
C. Alur
Bab
1
Alur
Maju
“Ada seorang anak perempuan yang bernama
Raina Darmawan, ia tinggal bersama kedua orang tuanya, beberapa pembantu rumah
tangga, supir dan penjaga rumah. Ia jarang mendapatkan kasih sayang dari orang
tua nya, karna kedua orang tua nya hanya sibuk bekerja. Kalau orang tuanya
sedang bekerja ina hanya berdua dirumah dengan seorang pembantu yang bernama
Supranti yang biasanya ina memanggilnya dengan panggilan “Sopran”. Kegiatan
seorang gadis yang baru saja kelas 1 smu ini hanya makan, tidur, nonton konser
di tv dan sekolah. Gadis ini jarang sekali melaksanakan shalat.”
Bab
2
Alur Maju
“Ina sekolah di Smu 1 Jakarta, yang
setiap harinya ia diantar oleh seorang supir yang bernama Pak Slamet. Saat ina
sampai disekolah,ia langsung jalan menuju kelas tercintanya, yaitu kelas 2.3.Kelas 2.3 adalah kelas yang paling tenang
karena letaknya terpencil, paling pojok, dan dekat dengan mushala. Sesampainya
di kelas ina bertemu dengan Hasna, hasna minta tolong kepada ina agar ia mau
mengantarkannya kerumah farida. Farida diskors karna sudah lebih dari 3 bulan
farida tidak membayar spp sekolah,karna itu farida keluar dari sekolah dan ia
akan pindah ke kampungnya di Yogyakarta. Maka dari itu hasna, lia dan ulfa
ingin kerumah farida untuk jumpa terakhir kalinya. Ina memperboleh kan hasna
menggunakan mobil nya untuk pergi kerumah farida yang mereka juga belum tau rumah farida dimana,
dan apabila mereka menggunakan kendaraan umum tentunya mereka akan kelamaan
sampai dirumah farida. Selama di perjalanan,ina selalu mengeluh karna jalan menuju rumah farida jelek sekali.berlubang disana
sini. Belum lagi kemarin hujan. Jadilah jalan itu tergenang air kotor
dimana-mana. saat sampainya dirumah farida ina terkejut melihat keadaan rumah
itu. Karna rumah setengah jadi itu rasanya tak pantas berada di ibukota jakarta
ini. Ina masih tak habis pikir, kamar mandi rumahnya saja masih lebih bagus
dari pada rumah ini. Setelah mereka sampai dirumah farida keluar seorang gadis berjilbab coklat tua keluar menghampiri.
Keempat gadis itu pun masuk kedalam rumah farida yang kecil. Ina agak ragu-ragu
duduk disofa.Memang sofa,sih,dulu waktu masih baru. Sekarang sofa itu sudah
terbuka kulitnya sehingga kayunya terlihat. ditambah lagi binatang - binatang
kecil seperti kutu berjalan jalan menjijikkan diatasnya. Hasna memberikan
amplop berisi uang kepada Farida”. kedua mata Farida berkaca kaca. sungguh ia
sangat beruntung di anugrahi seperti teman - temannya. Ina yang melihat adegan
itu terkesima. betapa persahabatan yang dijalani mereka bukan sekedar
persahabatan.Ina memeluk Farida dan menyelipkan beberapa lembar uang kedalam
kantong jubahnya. Keempat gadis itu pun meninggalkan Farida yang tersenyum
bahagia.ah,indahnya ukhuwah. setelah semua temannya pergi, ia memasukkan amplop
putih pemberian hasnah ke kantongnya.alangkah terkejutnya ia merasakan didalam
kantongnya ada sesuatu. Kemudian ia teriak ternyata ada uang tiga ratus ribu di
jubahnya.”
Bab
3
Alur
maju
“Ina menghela napas lega sambil melihat
papan nama yang terpancang di depan bangunan yang tak seberapa besar itu. PANTI
ASUHAN AN-NUR. RUMAH CAHAYA. Sepanjang jalan, Ina memikirkan pertemuannya hari
ini dengan anak-anak panti asuhan. Ia telah mendengar semua cerita yang
membuatnya terenyuh. Dipikirnya, dulu ia adalah orang yang paling menderita
karena mempunyai orang tua yang cueknya minta ampun. Tapi, ternyata banyak yang
lebih menderita darinya. Fahmi ditinggalkan orang tuanya di pintu panti, kedua
orang tua Nurul bercerai dan masing-masing telah mempunyai keluarga tanpa memedulikannya, ibu
Vita meninggal dan ayahnya dipenjara karena membunuh ibunya, Ahmad diusir orang
tuanya. Lalu Umar, Usman dan masih banyak lagi. Kehidupan mereka benar-benar
tragis. Patutnya Ina bersyukur karena kedua orang tuanya masih lengkap.”
Bab
4
Alur Maju
“Sedan yang dikendarai Pak Slamet
membawa Ina menuju sekolahnya tercinta. Selama perjalanan, pandangan Ina
menerawang. Ia jadi ingat anak-anak di Rumah Cahaya. Sebenarnya, keadaannya tak
jauh beda dengan mereka. Ia sendiri sepertinya tak punya orang tua, mereka
memang ada tapi tak tampak. Entah sudah berapa hari ia tak bertemu Tuan dan
Nyonya Darmawan itu. Tak berapa lama, gadis berambut cepak itu pun melangkahkan
kakinya di koridor sekolah yang telah ramai oleh para siswa. Hari ini hari
senin. Ada upacara bendera. Beberapa anak tampak telah siap di lapangan
upacara. Ina melangkahkan kakinya dengan malas. Setelah itu Hasna mengucapkan
salam dan menggema ke seluruh kelas. Lalu Hasna memberitahukan berita sedih
kepada teman-temannya bahwa Lola masuk rumah sakit, kemudian teman-temannya
menjeguknya. Bau obat menyeruak masuk kedalam rongga hidung Ina tatkala ia
memasuki rumah sakit ketergantungan obat ini. Tak berapa lama, rombongan yang
berjumlah tujuh orang itu pun telah sampai dikamar Lola. Hasna segera menggenggam
tangannya erat. Lola masuk ke rumah sakit karena overdosis, ia terjangkit
narkoba. Lola melakukan ini hanya untuk memberi tahu ke orang tuanya. Selama
ini mereka acuh kepadanya, sampai sekarang mereka belum tahu kalau lola dirumah
sakit, karena mereka hanya sibuk mengurus perceraian mereka.Ina menjatuhkan
tubuhnya di kasur. Kepalanya pusing. Ia terus mengingat kejadian yang menimpa
Lola. Kasihan Lola. Orangtuanya bercerai. Seharusnya para oranguanya datang
berkunjung ke Rumah Cahaya, biar mereka tahu bagaimana kondisi anak - anak yang
tak mempunyai orang tua.”
Bab
5
Alur Maju
“ Ina mengucek matanya. Sehabis
membanting jam wekernya yang berdering nyaring tepat jam 6 tadi pagi, ia tidur
lagi dan bangun jam setengah 7. Ina terburu-buru menuju kamar mandi. Mandi,
berpakaian dan berangkat kesekolah dengan cepat. Ia hanya mendengar suara
supranti dari dapur.
Ina menghela napas lega karna,
ternyata ia tidak terlambat. Ina melihat bangku tempat lola biasanya duduk di
kelas 2.3 ini masih kosong, lola mungkin masih terbaring dirumah sakit.
Bayangan lola masih saja menghantui
ina. Entah kenapa ina takut sekali kalau tiba-tiba orang tuanya memutuskan
untuk bercerai. Ia tidak mau bernasib seperti lola.
Ini hari yang muram buat ina, karna
kejadian tadi malam membuatnya terus termenung. Supranti pun tidak
diperbolehkan masuk ke kamarnya. Supranti tahu mengapa ina mengurung dirinya
dikamar, karna ia sempat mendengar pertengkaran tuan dan nyonya Darmawan tadi
malam.
Ina menelungkupkan wajahnya, dan ia
menangis lagi. Tapi untungnya ia menemukan tempat yang pas sebagai tempatnya
menangis tanpa harus diketahui oleh orang-orang (mushalla).”
Bab
6
Alur Maju
“Keputusan ina sudah bulat, rencana
yang telah dipikirkannya selama 3 hari ini harus tetap ia lakukan. Dan hari ini
adalah hari yang tepat, karena Supranti sedang sibuk didapur, mak Sarti sedang
pulang kekampungnya. Mama dan papanya seperti biasa pergi entah kemana, pasti
mereka tidak ada yang tahu kalau Raina Darmawan pergi dari rumah ini.
Ina menghapus keringatnya, akhirnya
ia sampai juga dirumah Cahaya setelah tersasar 3 kali, karena kemarin ia
kerumah Cahaya dengan pak Slamet.”
Bab
7
Alur Maju
“Rumah mewah gempar,
para pembantu belarian tak karuan karna anak majikan mereka Raina Darmawan
pergi dari rumah.
Pagi pertama di Rumah
Cahaya, bu Aminah dan beberapa anak lainnya menyiapkan sarapan.”
Bab
8
Alur Maju
“Ina tertunduk mendengarkan terjemahan
surat yang dibaca oleh Nurul. Itulah peringatan Allah untuk orang-orang yang
hanya mengejar dunia hingga melupakan akhirat. Mereka sibuk mengumpulkan harta.
Mereka lupa pada Allah dan orang-orang disekitarnya yang juga berhak akan harta
itu.”
Bab
9
Alur Maju
“Sejak kepergian ina, Tuan dan
Nyonya Dermawan praktis mengabaikan urusan pekerjaan mereka. Perhatian mereka
ditujukan hanya untuk mencari Ina ke tempat biasanya ia pergi, atau menelepon
teman-teman Ina.
Ina termenung dalam kesendiriannya.
Semua penghuni patri telah memejamkan mata, kecuali dia. Tiba-tiba saja ia
merasa kangen dengan rumah. Ina terpejam, Hening, Damai. Setetes air menjatuhi
pipinya.”
Bab
10
Alur Maju
“Pencarian Ina belum berakhir, bukan
orang tua Ina dan polisi saja yang mencarinya, tapi Jonathan dan Boni juga ikut
serta dalam pencarian Ina.
Semua anak di panti asuhan telah siap
didepan pintu, mereka telah rapi dengan dandanannya masing-masing. Dan hanya
satu orang lagi yang belum selesai yaitu Ina. Rombongan penghuni panti telah
sampai di mall yang dituju.”
Bab
11
Alur Maju
“Hari ini buk Aminah
ingat kalau anak-anak yang ada dipanti asuhannya bukanlah anak-anak yang hanya
menumpang makan dan tidur saja,tetapi anak-anak itu adalah anak-anak yang
diberikan oleh Allah sebagai pengganti dari anak yang tidak bisa didapatkan
oleh buk Aminah dari rahimnya sendiri.
Malam
ini begitu hening,tinggal ina saja yang belum memejamkan matanya karna ia
selalu ingat kata-kata yang diucapkan oleh buk Aminah.”
Bab 12
Alur Maju
“Malam ini, tahajud Ina
panjang. Sudah seminggu ini ia mengikuti shalat malam bersama penghuni panti. Sebelumnya,
ia terpaksa melakukannya. Tapi sekarang hatinya telah terkumpul penuh untuk
menghadap tuhannya. Berkeluh kesah dan menangis meminta maaf.”
Bab
13
Alur Maju
“Jonathan pun tiba dirumah. Mama
Jonathan melotot begitu melihat anak semata wayangnya muncul didepan pintu.
Jonathan tertunduk dikiranya sang mama akan menyambut kepulangannya dengan
gembira tetapi sebaliknya.
Jonathan pun dituduh yang
tidak-tidak oleh mamanya. Jonathan menceritakan kenapa ia tidak pulang
semalaman, dan mama Jonathan terkesima, tak menyangka anaknya punya perhatian
besar terhadap penderitaan orang lain.
Ibu Aminah menjelaskan kepada Ina
dan menasehatinya. Jonathan pergi kerumah mama Ina. Satpam rumah membukakan
pintu buat Jonathan, setelah Jonathan bilang bahwa ia anak teman Nyonya
Dermawan.
Jonathan pun menceritakan keberadaan
Ina dan membawa Nyonya Dermawan menemui Ina. Ina pun bertemu dengan orang
tuanya.”
Bab
14
Alur Maju
“Ina
kembali ke sekolah. Semua temannya menyambut gembira. Yang paling gembira tentu
saja Jonathan. Begitu Ina masuk kelas, ia langsung menghampiri gadis imut itu.
Wajahnya yang semula cerah, berubah heran.
Ina
tersenyum. Ia melupaan satu hal, Jonathan dipojok kelas merasa tersisih.
Setelah bel berbunyi, semua anak disuruh berbaris di lapangan untuk mendengar
cerita Ina selama dua minggu ini. Dan cerita Ina membuat sebagian besar siswa
dan guru-guru meneteskan air mata. Cerita Ina sudah selesai dan semua siswa
kembali ke kelas.”
B. Latar
Bab
1
Tempat
·
Kamar tidur: ”Ia bergegas menuju kamar
atas tempat Ina beristirahat,”
Waktu
·
Hari minggu: ”Ini kan hari minggu”
Bab
2
Tempat
·
Sekolah dikelasnya Ina: ”Ina melenggang
santai menuju kelas tercintanya”
Bab
3
Tempat
·
Dipanti asuhan (rumah cahaya): ”Ina
menghela napas lega sambil melihat papan nama yang terpancang didepan bangunan
yang tak seberapa besar itu”
Waktu
·
Hari minggu: ”Ini hari minggu,hari
libur”
Bab
4
Tempat
·
Dirumah: ”Agaknya hari ini ia malas
melangkahkan kaki kesekolah”
Waktu
·
Pagi hari: “Pagi-pagi begini masih
ngantuk”
Bab 5
Tempat
·
Kamar mandi: ”Ina terbirit birit menuju
kamar mandi”
Waktu
·
Pagi hari: ”Sehabis membanting jam
wekernya yang berdering nyaring tepat jam enam pagi tadi”
Bab
6
Tempat
·
Rumah gedong: ”Pasti tidak ada yang tahu
kalau Raina dermawan menghilang dari rumah gedong ini”
Waktu
·
Pagi hari: ”Supranti yang ada didapur
pada pagi hari itu”
Bab
7
Tempat
·
Rumah megah: ”Rumah megah itu gempar”
Waktu
·
“Jam 10 malam:”Ini sudah jam 10 malam”
Bab
8
Tempat
· Panti:
”Anak-anak panti baru saja pulang dari sekolah”
Waktu
· Siang:
”Ina udah masakin makan siang buat kalian”
Bab
9
Tempat
· Kamar
Vita: ”Suara Ina mencuci baju terdengar dari kamar Vita”
Waktu
· Malam
hari: ”Siapa sih malam-malam gini nyuci baju”
Bab
10
Tempat
· Panti
asuhan: ”Rapat penting penghuni panti”
Waktu
· Hari
minggu: ”Inikan hari minggu”
Bab
11
Tempat
· Rumah
cahaya: ”Buk aminah terlihat sangat terkejut melihat rumah cahaya lebih bersih
dari biasanya”
Waktu
· Malam
hari: ”malam ini juga.”
Bab
12
Tempat
· Kamar
tidur: ”Vita kembali ke kamar tidur”
Waktu
· Malam:
”Jangan banyak tertawa,apalagi sekarang sudah malam”
Bab
13
Tempat
· Pintu
kamar Ina: ”Bu Aminah mengetuk pintu kamar Ina”
Waktu
· Pagi:
”Jonathan menjalankan mobilnya dengan pelan.karena udara pagi ini rasanya
sangat sayang diwarnai asap mobilnya yang ngebut”
Bab
14
Tempat
· Sekolah:
”Ina kembali ke sekolah”
Waktu
· Pagi:
”Pagi Ina...”