Rabu, 22 April 2015

Unsur Instrinsik Novel Rumah Cahaya

Tugas Siswa
SMPN 17 Mandau
1. Monika Oktavia 
2. Melyana Sari
3. Putri Rahayu Winata
4. Sri Dita
Identitas Novel :

A. Judul                                                            :  Rumah Cahaya
B. Pengarang                                                    :  Leyla Imtichanah
C. Terbit Tahun                                                :  Januari 2005
D.Tempat Terbit                                               : Jl. Waru 20B Rawamangun, Jakarta Timur 13220
E. Penerbit                                                        :  Zikrul        


Unsur Instrinsik Novel :

A.       Penokohan

Ina :
§  Pemarah: ”Sopran!!!teriak ina di telepon.”
§  Suka Memperintah: ”Itu bukan kerjaan kamu!kerjaan kamu disini!mijitin saya!”
§  Tidak Memiliki Sopan Santun: ”Apa hak kamu nanya-nanya?!”
§  Suka Berteriak: ”Kamu tadi bangunin Ina,nggak?!” (Teriak ina).
§  Cuek: ”tapi nggak tau deh!”
§  Suka mengeluh: ”ih! kok Farida betah ya,tinggal disini?!”
§  Tidak memilih-milih teman: ”gue sih berteman ama siapa aja,”
§  Suka bersedekah: ”ia tak tahu Ina menyelipkan beberapa lembar uang kedalam kantong jubahnya.”
§  Suka ngomel-ngomel: ”Sopran!shalatnya lama banget, sih?!”
§  Pemalas: ”males! capek! lagian sama mama gak dibolehin.”
§  Rajin beribadah: ”Ina melirik jam dinding.sudah jam 2. oh ya! Ia belum shalat zhuhur, segera ia melangkahkan kaki menuju kamar mandi,mengambil air wudhu, lalu shalat.”
§  Usil: ”wah,ina!lagi bete masih sempat ngerjainorang juga!”
§  Tak peduli: ”ina tak perduli,sudah biasa yang penting kedua orang tuanya tidak bercerai titik.”
§  Penyebal: ”mau lu apa sih?!”
§  Perhatian: ”gimana keadaan lu.”
§  Judes: ”lu kenapa sih,na?kok lu masih judes.”
§  Jujur: ”tapi akhirnya tidak,ia harus jujur.”
§  Manja: ”kemana si anak manja itu.”
§  Nggak mau kalah: ”tapi kan kak Ina bantuin juga”
§  Keras kepala: ”bu aminah geleng-geleng kepala menyadari ke keras kepalaan Ina.”
§  Egois: ”egonya sebagai anak orang kaya yang harus dihormati muncul.”
§  Ikhlas: ”nggak,saya ikhlas.”
§  Baik: “terima kasih ya kak,kakak baik sekali”
§  Angkuh: ”kamu kenal kan?katanya angkuh”
§  Hebat: ”wahh...,ka Ina hebat.”
§  Semangat: ”ayo kita kesana!!”
§  Tulus: ”maafin Ina. Ina udah nyusahin mama dan papa”
§  Pelupa: ”eh kak Ina! kan makanannya belum selesai.”

Supranti :
·         Pemarah: ”Supranti istiqhfar”
·         Selalu bersyukur dan rajin shalat: ”Alhamdulillah, ”ucap supranti penuh syukur pada rakaat terakhir shalatnya.”
·         Selalu mengajarkan Ina untuk beribadah dan menasehatinnya: ”eh non, kok konser dibela-belain  dibanding shalat? coba,yang ikut konser musik kemarin tiba-tiba mati. mereka masih muda, kan? Masih seperti Non ina. Mati gak lihat umur, Non!Makanya, selagi masih ada umur, pergunakan dengan sebaik-baiknya lah!”

Hasnah :
    Suka menyapa dan tidak sombong: ”Assalamualaikum, Na.”
    Bijaksana: ”Masih banyak hal aneh disekitar kita,Na. Sebenarnya itu bukan hal aneh.Tapi itu lah realitas kehidupan.”
    Tau terimakasih,karna ina sudah menolongnya: ”Ina, sekali lagi makasih lho, udah mau nganterin kami kerumah farida.”
    Baik: ”Semoga kamu selamat sampai tujuan. sabar dan istiqamah selalu,”

Jonathan :
ü  Angkuh: ”Elo yang namanya Raina Darmawan?!”
ü  Sombong: ”Ina, nggak ada seorang cewek pun yang pernah ngacuhin gue!”
ü  Perhatian: ”Kasihan lola”
ü  Gak sabaran: ”Ia tak sabar menunggu hari esok”
ü  Peduli: ”Ya...gue peduli”
ü  Pengganggu:”Elu,tuh!Ngapain sih ganggu gue mulu?!,kata ina”
ü  Kepedean: ”Jawab jonathan dengan percaya diri.”
ü  Romantis: ”Nih cowok ternyata romantis juga yah?!,Ina berkata dalam hatinya”

Lia :
v  Baik: ”Sabar,ya,Da.Allah selalu menolongmu,”
v  Suka bercanda: ”Kalau jalan ini dilewati sama presiden,pasti bagus!canda Lia.Semuanya tertawa mendengarnya.”

Farida
Ø  Baik dan suka menolong teman-temannya: ”Nggak apa-apa! Selama ini,farida juga udah bantu gue kalau ada pelajaran yang susah”
Ø  Pintar dan berprestasi: ”Farida siswa yang berprestasi disekolah ini. Mana mungkin dia diskors?!”
Ø  Bersyukur atas apa yang telah ia miliki: ”Yah,beginilah keadaan rumah ku.”Farida tersenyum tak tampak kesedihan dimatanya.Baginya,semua nikmat Allah patut disyukuri.”

Nyonya darmawan
§  Penyayang:”Jangan begitu dong, sayang. ini semua kan demi kamu.”
§  Peduli dengan ina: ”Aduh sayang, pokoknya jangan sampai deh kamu kena narkoba, jangan sampai kamu ngecewainn kami, ya?”
§  Tidak bertanggung jawab: ”Kamu itu ibu yang tidak bertanggung jawab,”kata tuan darmawan


Tuan Darmawan
·         Bekerja keras demi anaknya: ”Iya, Na.kami sudah bekerja keras untuk kamu.jangan sampai kamu mengecewakan kami!”

C. Alur

Bab 1
                                                                   Alur Maju


“Ada seorang anak perempuan yang bernama Raina Darmawan, ia tinggal bersama kedua orang tuanya, beberapa pembantu rumah tangga, supir dan penjaga rumah. Ia jarang mendapatkan kasih sayang dari orang tua nya, karna kedua orang tua nya hanya sibuk bekerja. Kalau orang tuanya sedang bekerja ina hanya berdua dirumah dengan seorang pembantu yang bernama Supranti yang biasanya ina memanggilnya dengan panggilan “Sopran”. Kegiatan seorang gadis yang baru saja kelas 1 smu ini hanya makan, tidur, nonton konser di tv dan sekolah. Gadis ini jarang sekali melaksanakan shalat.”

  

Bab 2
Alur Maju

“Ina sekolah di Smu 1 Jakarta, yang setiap harinya ia diantar oleh seorang supir yang bernama Pak Slamet. Saat ina sampai disekolah,ia langsung jalan menuju kelas tercintanya, yaitu kelas  2.3.Kelas 2.3 adalah kelas yang paling tenang karena letaknya terpencil, paling pojok, dan dekat dengan mushala. Sesampainya di kelas ina bertemu dengan Hasna, hasna minta tolong kepada ina agar ia mau mengantarkannya kerumah farida. Farida diskors karna sudah lebih dari 3 bulan farida tidak membayar spp sekolah,karna itu farida keluar dari sekolah dan ia akan pindah ke kampungnya di Yogyakarta. Maka dari itu hasna, lia dan ulfa ingin kerumah farida untuk jumpa terakhir kalinya. Ina memperboleh kan hasna menggunakan mobil nya untuk pergi kerumah farida yang  mereka juga belum tau rumah farida dimana, dan apabila mereka menggunakan kendaraan umum tentunya mereka akan kelamaan sampai dirumah farida. Selama di perjalanan,ina selalu mengeluh karna jalan menuju  rumah farida jelek sekali.berlubang disana sini. Belum lagi kemarin hujan. Jadilah jalan itu tergenang air kotor dimana-mana. saat sampainya dirumah farida ina terkejut melihat keadaan rumah itu. Karna rumah setengah jadi itu rasanya tak pantas berada di ibukota jakarta ini. Ina masih tak habis pikir, kamar mandi rumahnya saja masih lebih bagus dari pada rumah ini. Setelah mereka sampai dirumah farida  keluar seorang  gadis berjilbab coklat tua keluar menghampiri. Keempat gadis itu pun masuk kedalam rumah farida yang kecil. Ina agak ragu-ragu duduk disofa.Memang sofa,sih,dulu waktu masih baru. Sekarang sofa itu sudah terbuka kulitnya sehingga kayunya terlihat. ditambah lagi binatang - binatang kecil seperti kutu berjalan jalan menjijikkan diatasnya. Hasna memberikan amplop berisi uang kepada Farida”. kedua mata Farida berkaca kaca. sungguh ia sangat beruntung di anugrahi seperti teman - temannya. Ina yang melihat adegan itu terkesima. betapa persahabatan yang dijalani mereka bukan sekedar persahabatan.Ina memeluk Farida dan menyelipkan beberapa lembar uang kedalam kantong jubahnya. Keempat gadis itu pun meninggalkan Farida yang tersenyum bahagia.ah,indahnya ukhuwah. setelah semua temannya pergi, ia memasukkan amplop putih pemberian hasnah ke kantongnya.alangkah terkejutnya ia merasakan didalam kantongnya ada sesuatu. Kemudian ia teriak ternyata ada uang tiga ratus ribu di jubahnya.”

  

Bab 3
                                                                   Alur maju                   

“Ina menghela napas lega sambil melihat papan nama yang terpancang di depan bangunan yang tak seberapa besar itu. PANTI ASUHAN AN-NUR. RUMAH CAHAYA. Sepanjang jalan, Ina memikirkan pertemuannya hari ini dengan anak-anak panti asuhan. Ia telah mendengar semua cerita yang membuatnya terenyuh. Dipikirnya, dulu ia adalah orang yang paling menderita karena mempunyai orang tua yang cueknya minta ampun. Tapi, ternyata banyak yang lebih menderita darinya. Fahmi ditinggalkan orang tuanya di pintu panti, kedua orang tua Nurul bercerai dan masing-masing telah  mempunyai keluarga tanpa memedulikannya, ibu Vita meninggal dan ayahnya dipenjara karena membunuh ibunya, Ahmad diusir orang tuanya. Lalu Umar, Usman dan masih banyak lagi. Kehidupan mereka benar-benar tragis. Patutnya Ina bersyukur karena kedua orang tuanya masih lengkap.”


Bab 4
Alur Maju

“Sedan yang dikendarai Pak Slamet membawa Ina menuju sekolahnya tercinta. Selama perjalanan, pandangan Ina menerawang. Ia jadi ingat anak-anak di Rumah Cahaya. Sebenarnya, keadaannya tak jauh beda dengan mereka. Ia sendiri sepertinya tak punya orang tua, mereka memang ada tapi tak tampak. Entah sudah berapa hari ia tak bertemu Tuan dan Nyonya Darmawan itu. Tak berapa lama, gadis berambut cepak itu pun melangkahkan kakinya di koridor sekolah yang telah ramai oleh para siswa. Hari ini hari senin. Ada upacara bendera. Beberapa anak tampak telah siap di lapangan upacara. Ina melangkahkan kakinya dengan malas. Setelah itu Hasna mengucapkan salam dan menggema ke seluruh kelas. Lalu Hasna memberitahukan berita sedih kepada teman-temannya bahwa Lola masuk rumah sakit, kemudian teman-temannya menjeguknya. Bau obat menyeruak masuk kedalam rongga hidung Ina tatkala ia memasuki rumah sakit ketergantungan obat ini. Tak berapa lama, rombongan yang berjumlah tujuh orang itu pun telah sampai dikamar Lola. Hasna segera menggenggam tangannya erat. Lola masuk ke rumah sakit karena overdosis, ia terjangkit narkoba. Lola melakukan ini hanya untuk memberi tahu ke orang tuanya. Selama ini mereka acuh kepadanya, sampai sekarang mereka belum tahu kalau lola dirumah sakit, karena mereka hanya sibuk mengurus perceraian mereka.Ina menjatuhkan tubuhnya di kasur. Kepalanya pusing. Ia terus mengingat kejadian yang menimpa Lola. Kasihan Lola. Orangtuanya bercerai. Seharusnya para oranguanya datang berkunjung ke Rumah Cahaya, biar mereka tahu bagaimana kondisi anak - anak yang tak mempunyai orang tua.”



Bab 5
Alur Maju

            “ Ina mengucek matanya. Sehabis membanting jam wekernya yang berdering nyaring tepat jam 6 tadi pagi, ia tidur lagi dan bangun jam setengah 7. Ina terburu-buru menuju kamar mandi. Mandi, berpakaian dan berangkat kesekolah dengan cepat. Ia hanya mendengar suara supranti dari dapur.
            Ina menghela napas lega karna, ternyata ia tidak terlambat. Ina melihat bangku tempat lola biasanya duduk di kelas 2.3 ini masih kosong, lola mungkin masih terbaring dirumah sakit.
            Bayangan lola masih saja menghantui ina. Entah kenapa ina takut sekali kalau tiba-tiba orang tuanya memutuskan untuk bercerai. Ia tidak mau bernasib seperti lola.
            Ini hari yang muram buat ina, karna kejadian tadi malam membuatnya terus termenung. Supranti pun tidak diperbolehkan masuk ke kamarnya. Supranti tahu mengapa ina mengurung dirinya dikamar, karna ia sempat mendengar pertengkaran tuan dan nyonya Darmawan tadi malam.
            Ina menelungkupkan wajahnya, dan ia menangis lagi. Tapi untungnya ia menemukan tempat yang pas sebagai tempatnya menangis tanpa harus diketahui oleh orang-orang (mushalla).”


Bab 6
Alur Maju
                                                              
            “Keputusan ina sudah bulat, rencana yang telah dipikirkannya selama 3 hari ini harus tetap ia lakukan. Dan hari ini adalah hari yang tepat, karena Supranti sedang sibuk didapur, mak Sarti sedang pulang kekampungnya. Mama dan papanya seperti biasa pergi entah kemana, pasti mereka tidak ada yang tahu kalau Raina Darmawan pergi dari rumah ini.
            Ina menghapus keringatnya, akhirnya ia sampai juga dirumah Cahaya setelah tersasar 3 kali, karena kemarin ia kerumah Cahaya dengan pak Slamet.”



Bab 7
Alur Maju

“Rumah mewah gempar, para pembantu belarian tak karuan karna anak majikan mereka Raina Darmawan pergi dari rumah.
Pagi pertama di Rumah Cahaya, bu Aminah dan beberapa anak lainnya menyiapkan sarapan.”




Bab 8
Alur Maju

“Ina tertunduk mendengarkan terjemahan surat yang dibaca oleh Nurul. Itulah peringatan Allah untuk orang-orang yang hanya mengejar dunia hingga melupakan akhirat. Mereka sibuk mengumpulkan harta. Mereka lupa pada Allah dan orang-orang disekitarnya yang juga berhak akan harta itu.”


Bab 9
Alur Maju

            “Sejak kepergian ina, Tuan dan Nyonya Dermawan praktis mengabaikan urusan pekerjaan mereka. Perhatian mereka ditujukan hanya untuk mencari Ina ke tempat biasanya ia pergi, atau menelepon teman-teman Ina.
            Ina termenung dalam kesendiriannya. Semua penghuni patri telah memejamkan mata, kecuali dia. Tiba-tiba saja ia merasa kangen dengan rumah. Ina terpejam, Hening, Damai. Setetes air menjatuhi pipinya.”





Bab 10
Alur Maju


“Pencarian Ina belum berakhir, bukan orang tua Ina dan polisi saja yang mencarinya, tapi Jonathan dan Boni juga ikut serta dalam pencarian Ina.
Semua anak di panti asuhan telah siap didepan pintu, mereka telah rapi dengan dandanannya masing-masing. Dan hanya satu orang lagi yang belum selesai yaitu Ina. Rombongan penghuni panti telah sampai di mall yang dituju.”


Bab 11
Alur Maju

“Hari ini buk Aminah ingat kalau anak-anak yang ada dipanti asuhannya bukanlah anak-anak yang hanya menumpang makan dan tidur saja,tetapi anak-anak itu adalah anak-anak yang diberikan oleh Allah sebagai pengganti dari anak yang tidak bisa didapatkan oleh buk Aminah dari rahimnya sendiri.
Malam ini begitu hening,tinggal ina saja yang belum memejamkan matanya karna ia selalu ingat kata-kata yang diucapkan oleh buk Aminah.”



 Bab 12
Alur Maju

“Malam ini, tahajud Ina panjang. Sudah seminggu ini ia mengikuti shalat malam bersama penghuni panti. Sebelumnya, ia terpaksa melakukannya. Tapi sekarang hatinya telah terkumpul penuh untuk menghadap tuhannya. Berkeluh kesah dan menangis meminta maaf.”

Bab 13
Alur Maju

            “Jonathan pun tiba dirumah. Mama Jonathan melotot begitu melihat anak semata wayangnya muncul didepan pintu. Jonathan tertunduk dikiranya sang mama akan menyambut kepulangannya dengan gembira tetapi sebaliknya.
            Jonathan pun dituduh yang tidak-tidak oleh mamanya. Jonathan menceritakan kenapa ia tidak pulang semalaman, dan mama Jonathan terkesima, tak menyangka anaknya punya perhatian besar terhadap penderitaan orang lain.
            Ibu Aminah menjelaskan kepada Ina dan menasehatinya. Jonathan pergi kerumah mama Ina. Satpam rumah membukakan pintu buat Jonathan, setelah Jonathan bilang bahwa ia anak teman Nyonya Dermawan.
            Jonathan pun menceritakan keberadaan Ina dan membawa Nyonya Dermawan menemui Ina. Ina pun bertemu dengan orang tuanya.”

Bab 14
Alur Maju

“Ina kembali ke sekolah. Semua temannya menyambut gembira. Yang paling gembira tentu saja Jonathan. Begitu Ina masuk kelas, ia langsung menghampiri gadis imut itu. Wajahnya yang semula cerah, berubah heran.
Ina tersenyum. Ia melupaan satu hal, Jonathan dipojok kelas merasa tersisih. Setelah bel berbunyi, semua anak disuruh berbaris di lapangan untuk mendengar cerita Ina selama dua minggu ini. Dan cerita Ina membuat sebagian besar siswa dan guru-guru meneteskan air mata. Cerita Ina sudah selesai dan semua siswa kembali ke kelas.”




B. Latar

Bab 1
Tempat
·         Kamar tidur: ”Ia bergegas menuju kamar atas tempat Ina beristirahat,”
Waktu
·         Hari minggu: ”Ini kan hari minggu”

Bab 2
Tempat
·         Sekolah dikelasnya Ina: ”Ina melenggang santai menuju kelas tercintanya”

Bab 3
Tempat
·         Dipanti asuhan (rumah cahaya): ”Ina menghela napas lega sambil melihat papan nama yang terpancang didepan bangunan yang tak seberapa besar itu”
Waktu
·         Hari minggu: ”Ini hari minggu,hari libur”

Bab 4
    Tempat
·         Dirumah: ”Agaknya hari ini ia malas melangkahkan kaki kesekolah”
  Waktu
·         Pagi hari: “Pagi-pagi begini masih ngantuk”


                               Bab 5
 Tempat
·         Kamar mandi: ”Ina terbirit birit menuju kamar mandi”
 Waktu
·         Pagi hari: ”Sehabis membanting jam wekernya yang berdering nyaring tepat jam enam pagi tadi”

Bab 6
Tempat
·         Rumah gedong: ”Pasti tidak ada yang tahu kalau Raina dermawan menghilang dari rumah gedong ini”
Waktu
·         Pagi hari: ”Supranti yang ada didapur pada pagi hari itu”

Bab 7
Tempat
·         Rumah megah: ”Rumah megah itu gempar”
Waktu
·          “Jam 10 malam:”Ini sudah jam 10 malam”


Bab 8
Tempat
·       Panti: ”Anak-anak panti baru saja pulang dari sekolah”
Waktu
·       Siang: ”Ina udah masakin makan siang buat kalian”




Bab 9
Tempat
·       Kamar Vita: ”Suara Ina mencuci baju terdengar dari kamar Vita”
Waktu
·       Malam hari: ”Siapa sih malam-malam gini nyuci baju”

Bab 10
Tempat
·       Panti asuhan: ”Rapat penting penghuni panti”
Waktu
·       Hari minggu: ”Inikan hari minggu”

Bab 11
Tempat
·       Rumah cahaya: ”Buk aminah terlihat sangat terkejut melihat rumah cahaya lebih bersih dari biasanya”
Waktu
·       Malam hari: ”malam ini juga.”

Bab 12
Tempat
·       Kamar tidur: ”Vita kembali ke kamar tidur”

Waktu
·       Malam: ”Jangan banyak tertawa,apalagi sekarang sudah malam”



Bab 13
Tempat
·       Pintu kamar Ina: ”Bu Aminah mengetuk pintu kamar Ina”
Waktu
·       Pagi: ”Jonathan menjalankan mobilnya dengan pelan.karena udara pagi ini rasanya sangat sayang diwarnai asap mobilnya yang ngebut”

Bab 14
Tempat
·       Sekolah: ”Ina kembali ke sekolah”
Waktu
·       Pagi: ”Pagi Ina...”













Tidak ada komentar: