Minggu, 10 Maret 2013

Curhatan ala dawat #1

(cerpen ini fiksi belaka, jika ada kesamaan tokoh dan tempat bisa jadi yang diceritakan adalah anda)

Kita mulai perkenalan dengan tokoh utamanya ya. Dia seorang siswi SMA yang lagi galau. Kita kasih aja nama pemudi ini, dawat (ups). Dikisahkan si Dawat ini telah membaca sebuah cerpen di facebook tentang haromnya pacaran. Dia nya gak mau terima. Semua yang diceritakan di cerpen tersebut berkisah sisi negative pacaran saja. Apalagi sampai MBA. Oh God! Jauh banget… wong kita (aktifis pacaran) Cuma smsan, telponan, kalaupun hangout juga bareng temen-temen laen. Rame-rame kok. Kita juga saling ngerti satu sama lain. Jadi, ceritanya si dawat gak terima banget (tersinggung sebagai aktifis pacaran).Tapi kalau emang dasarnya ratu dunia maya yah, si dawat memang hampir-hampir 24 jam berada di depan layar laptop. Otak-atik blog, cari info filem terbaru di youtube, upload foto terbaru bareng temen and couple dan bongkar-bongkar berita serta isu-isu terbaru. Akhirnya, si Dawat tersangkut juga di sebuah situs berita tentang seorang pria berhasil bunuh diri di pohon tauge, eeh pohon apple (agak ber-level gitu ya tempat bunuh dirinya). Setelah dibaca ringkas, si laki tadi nekat bunuh diri karena ditinggalin oleh teman wanitanya (alias pacar). Melebay banget nih orang pikir dawat.Kemudian sidawat melihat berita menarik berikutnya. Seorang anak SD (sebut saja namanya bunga) Mengurung diri dikamar selama seminggu. Menurut orang tua pelaku, anak ini mengurung diri sejak ditinggal mati oleh teman SD yang tak lain pacarnya sendiri. Menurut teman-teman bermainnya, mereka telah berpacaran selama lima tahun. Dawat semakin tercengang ketika mengetahui bahwa anak yang mengurung diri dikamar masih duduk dikelas empat SD. Waduh, yang salah orangtuanya nih. Masa anaknya sendiri dibiarin pacaran. Ya seperti itulah jadinya. Pendidikan dari orang tuanya yang salah.

Dawat tetep membela diri. Mak dan abaknya gak salah karena membiarkan dawat pacaran sejak lulus SMP. Karena dawat pacaran pada usia yang tepat. Berapakah usia yang tepat untuk pacaran? Dawat juga gak tau pastinya, Karena gak ada buku ilmiah yang bisa menjelaskan hal tersebut.Tiba-tiba dawat terpikirkan adiknya yang masih berumur empat tahun. Ia takut juga jika adiknya mengalami peristiwa yang sama dengan bocah bernama bunga tadi. Ia sadar, sering membiarkan adiknya ikutan nimbrung ketika pacarnya ngapel dirumah. Atau sengaja membawa sang adik saat dawat dan pacarnya jalan-jalan pake sepeda motor. Alasannya, agar orang tuanya mengizinkan. Kemudian agar yang menjadi orang ketiga diantara mereka bukan setan, tetapi adiknya. (sekali ini dawat parah banget). Terpikirkan lagi oleh dawat, tentunya sang adik telah banyak menyerap ilmu pacaran dari kakaknya sendiri. BAHAYA. Si adek belum siap dan belum boleh pacaran!
Mengingat hal tersebut, si dawat berlari keluar kamar meninggalkan laptop yang masih hidup. Ia mencari adik kecilnya. Berlari-lari dari satu rumah kerumah tetangga lain. Akhirnya ia mendapati adiknya sedang berada dirumah puja, bayi yang masih berumur satu tahun. Adik lelakinya ini memang rajin bermain ke rumah Puja. Setiap hari, adiknya selalu marker bermian di rumah Puja. Jangan-jangan!! Dawat kemudian memegang pipi adiknya. Memastikan sang adik gak jatuh cinta pada Puja. Tentu saja Tinta – sang adik- berontak kesal kemudian menjauhinya. Dawat berusaha menenangkan diri, memegang kepalanya sambil berbisik, gk mungkin, gk mungkin, gk mungkin!
Dawat pun pulang dengan langkah gontai. Takut, jika adiknya yang masih labil akan bunuh diri juga. Dawat kembali menuju laptop pingky kesayangannya. Suara adzan zuhur tak dihiraukannya. Apalagi suara mak yang mengajak makan siang. Ia berusaha mencari artikel tentang pacaran, keuntungan dan kerugian buat pelaku pacaran.Setelah mengumpulkan artikel-artikel yang ada, ternyata dawat lebih banyak mendapatkan artikel tentang kerugian pacaran. Setelah dikumpul-kumpulkan dawat mendapatkan beberapa point kerugian yang didapat dari aktifitas pacaran. Dengerin yah:1. Lupa waktu dan habis dengan sia-sia. Pacaran ternyata membuat diri kita gak sadar waktu berjalan terus sedangkan usia berkurang. Waktu kita banyak dihabiskan untuk si dia. Melayani dia ketika berkunjung ke rumah hingga PR pun tak terkerjakan karena sang pacar gak pake pulang. Atau bahkan harus mencucikan baju dan ngasih makan sang pacar. Dawat sendiri sih sempet ngerepotin mak, minta Mak masak yang enak untuk pacar –padahal dianya sendiri gak pandai masak-. Padahal siapa sih dia? yang ngasi jajan, makan, ongkos sekolah bukan dia. tapi mak dan abak. tapi justru dawat sering melawan Mak Abak. dan sibuk melayani ‘orang asing ini’
2.      Sering bohong pada Mak dan Abak. Pernah mak bertanya, kenapa dia terlambat pulang. Dawat jawab saja baru pulang dari rumah teman, padahal baru menemankan sang pacar cari sepatu bola. Dosa deh.3.      Kalau bertengkar. Kepala jadi sakit. Dirumah uring-uringan melulu. Disuruh mak makan pun tak mau. Apalagi kalau disuruh beresin rumah dan mencuci. Maka dawat menjadi gadis galak dan pemalas sedunia.4.      Paling parah, lupa pada Allah. Kadang ketiduran karena kecapean baru pulang jalan-jalan bareng pacar. Atau ketiduran abis telponan sepanjang malam. Atau lagi, kelupaan karena pikiran dipenuhi oleh si dia. Kalaupun sholat -setelah dimarahin sama abak- sejadah yang berpola mesjid itupun seolah-olah ada wajah sang pacar. Apa yang tadi telah perbincangkan atau juga guyonan yang ia katakan. Bisa-bisa dawat senyum-senyum ketika sholat bila mengingat hal tersebut. Namun, jika terjadi kisruh antara mereka berdua. Maka sholat dawat pun tak mau. (parah banget)


Dawat kemudian berpikir lagi sepertinya semua itu yang ia lewati. Dawat pun percaya semua aktifis pacaran mengalami hal yang sama. Disibukkan dengan masalah pribadi sampai gak peduli lingkungan. Boro-boro ngurusin masalah orang banyak untuk makan sendiripun tidak terurus. Azan ashar pun mengalun dari mesjid yang tak jauh berada dari rumahnya. Laptop mininya pun terasa sangat panas karena dari pagi tidak ada istirahat. Ia save semua artikel yang belum sempat di baca dan akan melanjutkan bacaannya malam nanti.Karena sedang di izinkan Allah untuk tidak sholat. Dawat mengambil sapu untuk membersihkan rumah. Selama melakukan pembersihan dawat berfikir. Apa yang akan ia lakukan selanjutnya. Bagaimana kelanjutan kisahnya dan pacar tercinta.Sebuah sms masuk ke hp dawat. Tak lain, Dose - pacar dawat. Dos selalu meminta di telepon pada saat-saat seperti ini. Sering kali pula dawat melayaninya. Sehingga tugas untuk membereskan rumah menjadi terlalaikan. Dawat beristghfar. Terlalu banyak dosanya, terlalu banyak kotoran yang menempel di dadanya membuat Mak sering marah dan kesal.‘Lagi ngapain cantik?’ Pesan singkat dari Dose tidak lagi membuat hati dawat berbunga-bunga. Dawat tidak semangat untuk membalasnya. Apa yang harus aku lakukan? Bisik dawat pada hatinya.


Bersambung. Tunggu aja kisah selanjutnya yah…

Tidak ada komentar: